Senin 08 Jul 2019 09:19 WIB

Harga Cabai di Purwokerto Kembali Melonjak

Harga berbagai jenis cabai di pasar tradisional Purwokerto kembali melonjak.

 Pedagang sedang mengatur dagangan cabai merah keriting di pasar tradisional (Ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pedagang sedang mengatur dagangan cabai merah keriting di pasar tradisional (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Harga berbagai jenis cabai di pasar tradisional Purwokerto, Kabupaten Banyumas, kembali melonjak. Lonjakan harga terjadi akibat minimnya pasokan dari petani.

Dari pantauan di Pasar Manis, Purwokerto, pada Senin (8/7), harga berbagai jenis cabai saat ini rata-rata mencapai kisaran Rp 60 ribu sampai Rp 65 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga cabai merah keriting berkisar Rp 57 ribu sampai Rp 58 ribu per kilogram.

Baca Juga

Cabai rawit hijau sebesar Rp 50 ribu per kilogram, cabai rawit merah Rp 40 ribu, sedangkan cabai merah besar tetap bertahan pada kisaran Rp 60 ribu per kilogram dalam dua pekan terakhir. Salah seorang pedagang sayuran, Yuni, mengatakan, harga cabai sempat mengalami penurunan setelah Lebaran namun sekarang kembali melonjak.

"Kalau menurut informasi dari pemasok sih disebabkan pasokan dari petani berkurang akibat dampak kemarau sehingga harganya naik. Kami pun menyesuaikan kenaikan harga tersebut," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Agus Chusaini mengatakan, inflasi pada bulan Juni di Purwokerto sebesar 0,54 persen dan di Cilacap sebesar 0,75 persen.

Menurut dia, kenaikan harga cabai merah khususnya yang terjadi saat Lebaran turut menyumbang terjadinya inflasi pada Juni di Purwokerto dan Cilacap. "Dalam hal ini, komoditas cabai merah besar telah menyumbang inflasi sebesar 0,17 persen di Purwokerto dan 0,16 persen di Cilacap," katanya.

Menurut dia, lonjakan harga cabai khususnya cabai merah yang terjadi sejak akhir Juni itu disebabkan keterbatasan stok karena petani belum memasuki masa panen. Kendati terjadi kenaikan harga cabai, berdasarkan survei pantauan harga (SPH) yang dilakukan oleh KPw BI Purwokerto beberapa komoditas mengalami penurunan harga, salah satunya bawang putih.

"Deflasi bawang putih terjadi akibat normalisasi harga seiring dengan mulai lancarnya pasokan dari distributor. Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya importir yang memiliki izin impor bawang putih," ungkap Agus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement