Senin 08 Jul 2019 07:37 WIB

Warga Ternate yang Mengungsi Pascagempa Kembali ke Rumah

Warga Ternate yang mengungsi pascagempa bermagnitudo 7 mulai kembali ke rumah

Titik pusat gempa di perairan Sulut, Ahad (7/7) malam.
Foto: dok USGS
Titik pusat gempa di perairan Sulut, Ahad (7/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Warga Ternate yang pada Senin (8/7) dini hari mengungsi pascagempa bermagnitudo 7 mulai kembali ke rumah masing-masing. Seorang warga Ternate, Lutfi, mengatakan semalam dirinya langsung mengungsi usai gempa.

"Tadi malam sesaat setelah terjadi gempa yang terasa sangat kuat dan mendapat informasi bahwa berpotensi menimbulkan tsunami, saya dan seluruh anggota keluarga segera bergegas mengungsi ke daerah ketinggian di Kelurahan Tabahawa," katanya di Ternate, Senin (8/7).

Baca Juga

Lutfi yang rumahnya berada di Soa-Sio, salah satu kelurahan di Pantai Ternate, bersama warga pesisir lainnya sebenarnya sudah mengetahui satu jam setelah gempa peringatan tsunami dari BMKG dicabut. Akan tetapi mereka memutuskan kembali ke rumah pada Senin pagi agar tidak diliputi kekhawatiran pascabencana itu.

Warga Ternate lainnya, Rusmin, mengaku setelah gempa ia menyuruh anggota keluarganya untuk mengungsi ke ketinggian. Sedangkan dirinya tetap bertahan di rumah untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pencurian yang biasa terjadi jika ada kepanikan masyarakat.

Warga Ternate tidak kesulitan mengungsi jika terjadi gempa dan berpotensi tsunami karena daerah ketinggian di Ternate relatif dekat dari pesisir. Selain itu, mereka sudah mendapat sosialisasi dari berbagai pihak mengenai langkah yang harus dilakukan jika terjadi gempa dan berpotensi tsunami.

Dari Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ternate diperoleh keterangan bahwa sejauh ini belum diperoleh laporan dari masyarakat, baik yang di Pulau Ternate maupun tiga pulau lainnya di Kota Ternate, mengenai adanya korban jiwa dan kerusakan fisik akibat gempa.

Namun demikian, BPBD terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Termasuk seluruh lurah di Kota Ternate serta menurunkan tim ke berbagai wilayah untuk memastikan kondisi terakhir pascagempa.

Kepala BMKG Ternate Kustoro Hariyatmoko menyebutkan gempa yang semula tercatat bermagnitudo 7,1 yang kemudian dikoreksi menjadi 7,0 SR berpusat di Laut Maluku. Pusat gempa tepatnya di 0,50 Lintang Utara dan 126,17 Bujur Timur atau 136 kilometer barat daya Ternate pada kedalaman 10 kilometer.

Gempa yang disebabkan pergeseran lempeng mayau itu dirasakan di sejumlah wilayah di Malut. Antara lain seperti Ternate, Tidore Kepulauan, dan Halamhera Barat dengan kekuatan 4 MMI serta Halmahera Utara dan Kabupaten Pulau Morotai dengan kekuatan 3 MMI.

BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa tersebut dengan wilayah yang berpotensi terdampak tsunami adalah sejumlah wilayah di Malut dan Sulawesi Utara. Namun satu jam kemudian peringatan dini itu dicabut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement