Ahad 07 Jul 2019 18:05 WIB

Indohun Inisiasi Pelatihan Petugas Epidemiologi di Sumbar

Pelatihan terpadu investigasi wabah akan perkuat respons terhadap penyakit zoonosis.

Sebanyak 32 petugas epidemiologi lapangan mengikuti Pelatihan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Terpadu di Payakumbuh, Sumbar.
Foto: Istimewa
Sebanyak 32 petugas epidemiologi lapangan mengikuti Pelatihan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Terpadu di Payakumbuh, Sumbar.

REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH -- Indonesia One Health University Network (Indohun) menginisiasi terselenggaranya pelatihan bagi para petugas epidemiologi lapangan di Sumatra Barat. Selama dua bulan sebanyak 32 petugas epidemiologi lapangan mengikuti Pelatihan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Terpadu dengan pendekatan One Health untuk mengatasi ancaman wabah penyakit.

“Sumatra Barat masih menghadapi ancaman penyakit zoonosis seperti rabies dan avian influenza. Sebagai salah satu provinsi pemasok daging ayam dan sapi terbesar di Sumatra, hal ini menuntut kesiapan kami di provinsi Sumatra Barat untuk siap dalam menghadapi ancaman munculnya KLB/wabah”, ujar dr. Hj. Merry Yuliesday, MARS, selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dalam acara penutupan, Jumat (5/7).

Para petugas epidemiologi lapangan di provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari Dinas Provinsi Sumatera Barat, Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kabupaten Padang Pariaman telah mengikuti Pelatihan Investigasi KLB/Wabah Terpadu dengan Pendekatan One Health. Mengacu pada prinsip One Health, pelatihan ini melibatkan institusi lintas sektor yang menggarisbawahi kolaborasi dan koordinasi antara sektor kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan.

Hal ini dapat dilihat dari para peserta yang berasal dari berbagai instansi yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), Laboratorium Kesehatan Daerah, serta Bapelkes dan Kom Padang. Pelatihan dalam kelas dilaksanakan di BKOM PELKES Padang dan BIB Tuah Sakato Payakumbuh.

Selain itu pelatihan juga melibatkan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Kemenko PMK, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, serta didukung pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Sebelumnya, Indohun telah menandatangani MoU dengan BBPK Ciloto pada tahun 2016 dan BBPKH Cinagara pada tahun 2018 untuk mengadakan kegiatan kolaborasi dalam rangka meningkatkan kapasitas petugas kesehatan manusia dan kesehatan hewan.

Pelatihan yang menggunakan metode pembelajaran campuran ini menggabungkan metode belajar tatap muka di kelas, praktek lapangan, dan pembelajaran jarak jauh menggunakan platform e-learning. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memperkuat sistem kesiagaan secara terpadu, terutama bagi petugas epidemiologi lapangan di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Prof. drh. Wiku Adisasmito, M.Sc, PHd, selaku koordinator Indohun mengungkapkan pelatihan terpadu investigasi wabah ini akan memperkuat respons terhadap wabah penyakit zoonosis di tingkat kabupaten/kota sehingga akan memperkuat kesiapsiagaan Indonesia terhadap ancaman wabah penyakit.

“Ancaman KLB/wabah yang lintas wilayah dan sulit diprediksi membutuhkan penanganan lintas sektoral dan lintas kementerian di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia, Indonesia One Health University Network (Indohun) siap mendukung pelaksanaan pelatihan ini kedepannya dengan menyediakan sumber daya terbaik, seperti kurikulum, modul pelatihan yang komprehensif, pelatih professional, dan platform pelatihan jarak jauh yang dapat diakses melalui portal www.i-learn.id," jelas Wiku Adisasmito dalam rilisnya, Ahad (7/7).

Sementara Pamela Foster selaku Acting Director, Office of Health USAID/Indonesia menambahkan, inisiasi pelatihan ini telah terbukti sebagai pendekatan yang efektif dalam rangka memperkuat kapasitas tenaga kesehatan Indonesia dalam mencegah, mendeteksi, dan merespon wabah penyakit dan ancaman wabah.

"Pemerintah Amerika Serikat secara bangga mendukung Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian dalam mengembangkan modul pelatihan ini dan melaksanakan program pelatihan wabah terpadu. Pelatihan ini akan membantu ketahanan kesehatan bagi Indonesia dan lokal daerah untuk generasi yang akan datang," ujar Pamela.

Di sisi lain, Meida Octarina, MCN, selaku Plt. Asisten Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Kemenko PMK mengharapkan koordinasi lintas sektoral dalam penguatan kapasitas petugas epidemiologi lapangan perlu mendapat perhatian serius.

“Untuk mencegah dan menghadapi wabah penyakit menular tidak dapat dilakukan oleh satu sektor saja. Pelatihan yang telah dilaksanakan di Sumatra Barat ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi daerah lainnya dalam upaya memperkuat kesiapan daerah dalam mengatasi ancaman bencana non-alam seperti KLB/wabah secara lintas sektor," tegas Meida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement