Ahad 07 Jul 2019 18:36 WIB

Di Kelurahan Ini Warga Bisa Belanja Sembako Pakai Sampah

Setiap sampah yang terkumpul akan tercatat dan dapat dikonversi menjadi uang.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Bank Sampah (Ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bank Sampah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank sampah di Kota Bandung terus berinovasi agar program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan sampah) semakin masif dan diminati masyarakat. Salah satunya yang dilakukan oleh Bank Sampah RW 04, kelurahan Nyengseret Kecamatan Astanaanyar.

Bank sampah ini berkolaborasi dengan warung sembako agar dapat meningkatkan minat warga menjadi nasabah. Tujuannya, agar warga semakin membudayakan Kang Pisman.

Baca Juga

Menurut Pengelola Bank Sampah, Sudeni (43 tahun), setiap nasabah dapat mengumpulkan sampah anorganik. Setiap sampah yang terkumpul akan tercatat dan dapat dikonversi menjadi uang. Setiap sampah anorganik dihargai Rp 2.500 per kilogram. Dari saldo yang terkumpul, nasabah bisa langsung membelanjakannya di warung sembako yang telah bekerja sama dengan bank sampah.

Tak hanya itu, nasabah juga bisa belanja meski saldonya belum mencukupi. Namun nasabah memiliki kewajiban untuk menyetorkan sampah senilai kebutuhan yang diambil di warung sembako.

"Misalnya kita butuh beras, satu kilogram beras itu harganya Rp 12.500, namun saldo nasabah belum mencukupi. Tidak masalah, berasnya ambil, nanti kurangnya bisa diberikan sampai batas waktu yang sudah ditentukan," katanya dalam siaran pers, Ahad (7/7).

Sudeni mengungkapkan, selama satu tahun berjalan, Bank Sampah RW RW 04, kelurahan Nyengseret Kecamatan Astanaanyar telah memiliki 80 nasabah. Para nasabahnya didominasi oleh kaum ibu.

“Setiap hari, di sela-sela kesibukannya, mereka mengumpulkan sampah plastik seperti bekas botol minum, kardus ataupun sampah plastik lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, pemilik warung sembako, Rosalina mengaku menyediakan sembako berupa beras, terigu, minyak sayur, telur dan bahan lainnya sebagai kebutuhan sehari - hari rumah tangga.

“Kita ajak masyarakat untuk membudayakan apik memilah sampah. Ya hasilnya seperti ini, bisa menjadi sembako," tutur Rosalina.

Ia juga telah memiliki kerja sama dengan pengepul sampah. Setiap dua pekan, pengepul mengambil sampah yang terkumpul sesuai jadwalnya.

Sementara itu, pelanggan warung sembako, Agustina merasa terbantu dengan adanya warung tersebut. "Terbantu ya, ketika kebutuhan mendadak hadirnya warung sembako bisa membantu,"tuturnya.

Sedangkan Sekretaris Kelurahan Nyengseret, Tirta Gumelar, mengatakan aparat kewilayahan terus menggaungkan program Kang Pisman agar lebih masif.

"Kita Intinya rangkul masyarakat, apa yang mereka butuhkan kita coba untuk diimplementasikan dengan syarat kebersamaan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement