Ahad 07 Jul 2019 16:38 WIB

Dinas Perkebunan Jabar Buat Sistem Informasi Lahan Garapan

Inovasi bertujuan memudahkan petani dan pengusaha menentukan lahan paling potensial.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Perkebunan Teh/Ilustrasi
Foto: Republika
Perkebunan Teh/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Jabar) sedang menggodog sistem informasi yang akurat terkait lahan garapan. Inovasi ini bertujuan memudahkan petani dan pengusaha dalam menentukan lahan paling berpotensi untuk ditanami sejumlah komoditas.

Menurut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Dody Firman Nugraha mengatakan, program unggulan tersebut bernama Si Perut Lapar (Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan).

Baca Juga

"Si Perut Lapar ini akan memberikan layanan informasi secara detail sesuai dengan fakta dilapangan, sehingga para pengusaha pertanian tinggal mengakses dalam website dinas perkebunan provinsi Jawa Barat," ujar Dody, kepada wartawan akhir pekan ini.

Menurut Dody, program tersebut akan disertakan dalam gelaran program inovatif daerah yang diselenggarakan oleh kementerian aparatur negara dan reformasi birokrasi. "Kami diberi kepercayaan oleh gubernur untuk ikut serta dalam nominasi inovasi Menpan RB, kami dinas satu satunya yang ikut di lingkup pemerintah provinsi Jawa Barat," katanya.

Dody mengatakan, dari 1.200 inovasi se-Indonesia yang turut serta dalam acara tersebut, Si Perut Lapar ini sudah masuk dalam penjaringan 99 nominasi terbaik.

"Masuk dalam nominasi 99 terbaik sudah bisa mendapatkan penghargaan, dari Menpan RB, penghargaannya segera kami terima pekan depan di Semarang," katanya.

Dodi berharap, Si Perut Lapar ini mendapat reward sebagai inovasi terbaik. Dengan begitu, maka bakal mendapat Anggara khusus dari Menpan RB yang cukup besar.

"Ada penghargaan berupa anggaran dari APBD cukup besar, yang peruntukannya menjalankan seluruh program dinas yang sudah direncanakan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus menggodok agar sistem ini dapat lebih berkembang. Karena, dengan kehadiran Si Perut Lapar tentu saja akan mendongkrak kemajuan sektor perkebunan di Jabar. 

Sistem ini, kata dia, nantinya akan memberikan seluruh informasi terkait peta lahan perkebunan mulai dari informasi kondisi geografis lahan, komoditas, infrastruktur hingga informasi terkait pontesi lahan perkebunan tersebut. 

"Kami informasikan sampai pasokan air dan perhitungan akomodasi operasional di lahan itu sendiri. Kami juga informasikan lahan yang memang tidak memungkinkan untuk di jadikan lahan perkebunan," paparnya.

Saat ini, kata dia, baru enam komoditas yang tersedia di Si Perut Lapar ini, yakni kopi, tembakau, karet, teh, kakao dan cengkeh. Melalui berbagai pengembangan, ia menargetkan seluruh komoditas perkebunan di Jabar akan dikemas dalam sistem informasi tersebut.

"Kami akan lengkap informasi komoditas lainnya sesuai permintaan Pak Gubernur, agar semakin memudahkan masyarakat," katanya.

Sistem informasi ini, kata dia, baru bisa di akses dalam website Dinas Perkebunan, ke depan akan menjadi website yang mandiri terpisah dari web dinas. "Bahkan kami juga berpikir sistem ini akan dibentuk sebagai aplikasi, sehingga dipastikan bisa dibuka dimana saja," katanya.

Dody berharap, program ini bisa benar-benar menjadi unggulan dari pemerintah provinsi Jawa Barat. Mengingat program ini hanya ada satu-satunya di Indonesia, maka bisa menjadi percontohan untuk provinsi lainnya.

"Sistem peta ini memang biasa sudah ini, namun punya kami ini diberikan paling lengkap dan detail," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement