Ahad 07 Jul 2019 13:11 WIB

Pemprov Jabar Berharap, Hari Anak Yatim Segera Ditetapkan

penetapan Hari Anak Yatim Nasional sebagai bantuk kepedulian terhadap generasi muda.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Peduli Anak Yatim
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ilustrasi Peduli Anak Yatim

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berharap Hari Anak Yatim Nasional segera ditetapkan. Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, adanya penetapan Hari Anak Yatim Nasional sebagai bantuk kepedulian terhadap generasi muda tersebut.

Melalui penetapan ini, menurut Uu, diharapkan semakin banyak pihak-pihak yang memerhatikan mereka bahkan hingga bisa mengenyam pendidikan tinggi. Pernyataan ini disampaikan Uu saat membuka Olimpiade Mini Anak Yatim yang diselenggarakan Yayasan Ruang Sosial Bersama bekerja sama dengan D'Bardaks, di Gedung Sate, Bandung, Ahad (7/7).

Baca Juga

Olimpiade Mini Anak Yatim, merupakan egiatan sosial yang menghadirkan 260 anak yatim dari sejumlah panti asuhan di Bandung. Mereka, mengikuti berbagai pertandingan olah raga dan permainan tradisional.

Uu mengatakan, anak yatim memiliki kedudukan yang terhormat seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dalam kesehariannya, Rasulullah SAW sangat mencintai dan memuliakan anak yang sudah tidak memiliki ayah tersebut.

"Membahagiakan anak yatim pahalanya besar sekali. Anak yatim adalah orang terhormat, karena Rasul pun menghormati anak yatim," kata Uu.

Tanpa mengecilkan peran pemerintah saat ini, kata dia, penetapan Hari Anak Yatim Nasional merupakan bentuk nyata penghormatan negara kepada anak bangsa tersebut.

"Hari ibu ada, hari santri juga ada. Makanya kami mendorong pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Pak Jokowi agar ada Hari Anak Yatim Nasional sebagai bentuk penghormatan kita kepada mereka, bentuk penghormatan negara kepada mereka," paparnya.

Uu pun memastikan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberi perhatian khusus kepada anak yatim terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Yakni, Biro Pelayanan Sosial Provinsi Jawa Barat telah bekerja sama dengan Baznas Jawa Barat untuk menjamin pelayanan tersebut agar mereka pun memiliki masa depan yang gemilang.

"Pemprov sangat memerhatikan, terutama masalah pendidikan dan kesehatannya," katanya.

Uu pun, memuji digelarnya Olimpiade Mini Anak Yatim karena bisa menjadi ajang hiburan bagi mereka. Selain memberi kebahagiaan, acara inipun mampu mengasah ketangkasan dan keterampilan para penghuni panti sosial tersebut.

Uu pun mengusulkan agar kegiatan ini bisa terus dilakukan secara berkelanjutan. Sebab, bukan tidak mungkin Olimpiade Mini Anak Yatim ini akan mencetak bibit-bibit atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa di masa depan.

Sementara menurut Ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)-Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Yanto Mulya Pibiwanto, kepedulian pemerintah terhadap anak yatim harus ditingkatkan lagi. Sebagai contoh, dalam peringatan Hari Anak Nasional setiap 23 Juli, anak yatim sama sekali tidak dilibatkan dalam segala hal.

"Anak yatim juga kan anak bangsa, penerus bangsa," katanya.

Menurutnya, dalam peringatan Hari Anak Nasional pemerintah selalu menggandeng anak-anak yang notabene memiliki nasib lebih baik dibanding anak yatim. Padahal, yang lebih membutuhkan perhatian adalah anak yatim terutama yang tinggal di panti-panti apalagi jalanan.

Menurut D'Bardaks Enterprise, Maya Lovita, dalam Olimpiade Mini ini, sebanyak 256 anak yatim dari 8 panti asuhan di Kota Bandung akan mengikuti 8 cabang olah raga yang banyaknya adalah oleh raga permainan dan tim building.

"Tahun depan kami berharap acara seperti ini akan menjadi acara tahunan se-Jabar. Bahkan, mungkin akan membuat seluruh Indonesia. Ini uji coba pertama kalinya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement