Jumat 05 Jul 2019 16:00 WIB

Anies akan Utamakan Keselamatan Lansia

Anies memudahkan lansia Jakarta dengan mengeluarkan Kartu Jakarta Lansia.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Gita Amanda
Petugas memperlihatkan Kartu Lansia Jakarta yang akan dibagikan di RPTRA Amanah, Koja, Jakarta, Rabu (24/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memperlihatkan Kartu Lansia Jakarta yang akan dibagikan di RPTRA Amanah, Koja, Jakarta, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2019, dengan mengangkat tema “Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lansia, Menuju Terwujudnya Lansia Indonesia yang Sehat, Mandiri Aktif, dan Produktif”. Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan akan mengutamakan keselamatan para lanjur usia (Lansia) di DKI Jakarta.

"Alhamdulillah pada hari ini kami di DKI Jakarta berterima kasih, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan kegiatan workshop di tempat kami. Sebuah kehormatan tersendiri buat kami untuk bisa menyambut para peserta dari berbagai wilayah di Tanah Air,” ucapnya di Balai Agung, Jakarta Pusat, Jumat (5/7).

Baca Juga

Kemudian, kata dia, menurut catatan yang dimiliki dari Kementerian Kesehatan, di tahun 2017 terdapat 23 juta penduduk lansia atau sekitar 9 persen. Dan diproyeksikan tahun 2020, DKI Jakarta akan memiliki 27 juta penduduk lansia dan jumlahnya akan bertambah.

Ia melanjutkan dalam workshop ini juga memberikan penanda pembangunan manusia di Indonesia menunjukkan angka positif. Makin banyak warga lanjut usia, artinya kesehatan yang diberikan lebih baik karena itu warganya lebih panjang umur.

“Itu patut disyukuri. Tapi pekerjaan rumahnya kemudian bagaimana kami mengelola ini. Karena tanpa ada pengelolaan yang baik, perencanaan nasional yang baik, kami mungkin akan mengalami masalah-masalah yang dialami beberapa bangsa, yang sering disebut dengan istilah 'the silvering society'. Karena masyarakat dengan porsi penduduk lanjut usianya besar,” ucapnya.

Namun, kata dia, kalau lanjut usia itu masa produktif sudah lewat, mereka yang masih produktif harus menyiapkan sebuah sistem jaminan sosial yang memastikan warga lanjut usia tetap memiliki kesejahteraan yang baik.

“Itu sebabnya dalam konteks kesehatan, saya rasa penting kita antisipasi sekarang. Karena jangan sampai masalah seperti ini baru dibicarakan sesudah muncul problem. Ini sesuatu yang sangat bisa diprediksi. Karena itu kami berharap sekali di dalam workshop ini, akan muncul terobosan-terobosan yang bisa kami praktekkan,” ucapnya.

Lalu, ia mengaku di Pemprov DKI Jakarta memiliki beberapa program khusus untuk warga lansia. Dan di DKI Jakarta, ia memberikan bantuan khusus bagi masyarakat lansia karena banyak kasus dimana warga lansia tidak tertangani.

“Hal-hal mudah sekarang kami mulai dengan Kartu Jakarta Lansia. Dan kartu itu kita berikan kepada mereka yang secara sosial ekonomi itu memiliki keterbatasan, sehingga mereka dapat uang tunai dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, di samping perawatan untuk kesehatannya sendiri,” ucapnya.

Anies melanjutkan caranya dengan "jemput bola", mendatangi rumah-rumah, menginspeksi, memastikan setiap orang tua tertangani kesehatannya dengan baik. Ini Pekerjaan Rumah (PR) tersendiri bagi Pemprov DKI.

“Dan kami di Pemprov DKI Jakarta ingin menggariskan termasuk ke bank, 'pelayanan gold' harus diberikan kepada warga lansia. Merekalah golden customer. Jadi, kalau warga lansia ingin mencairkan dananya maka mereka boleh antreannya didahulukan, justru diprioritaskan. Karena cara kami menghargai orang tua menggambarkan juga nanti bagaimana adab sebuah masyarakat,” ucapnya.

Anies berharap workshop ini memberikan manfaat terobosan-terobosan baru. Setiap kali ada peringatan, jangan dijadikan semata-mata sebagai rutinitas. Peringatan seperti namanya untuk mengingatkan.

“Karena itu dengan adanya peringatan Hari Lansia. Kami jadi bisa memberikan hal yang berguna untuk para lansia agar mereka tetap terawat dan terjaga,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement