REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sawah seluas 1.040 hektare terancam puso atau gagal panen di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Hal tersebut terjadi karena saat ini wilayah Ciamis tengah mengalami kekeringan yang merupakan dampak dari musim kemarau sejak sekitar bulan Juni lalu.
Korban yang terdampak kekeringan mencapai 649 KK atau 1.806 jiwa. "Kekeringan tersebut dirasakan di enam kecamatan sejak awal musim kemarau yang jatuh pada bulan Juni lalu," kata Kepala Bidang Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rita Rosita, dalam keterangan resmi, Jumat (5/7)
Adapun enam kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Labok, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Banjaranyar, Kecamatan Purwadadi, Kecamatan Pamarican, dan Kecamatan Ciamis. Rita mengatakan, permasalahan yang dihadapi masyarakat ialah sumber air jauh dan kurangnya bak penampungan air (water turn).
Selain itu, akses jalan menuju lokasi juga tidak bisa dijangkau kendaraan karena kecil. Saat ini, kata Rita, tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat sebagai upaya untuk menanggulangi dampak kekeringan tersebut.
"Selama ini, BPBD Kabupaten Ciamis telah mendistribusikan bantuan berupa air bersih sebanyak satu tangki dengan kapasitas 5.000 liter," kata Rita lagi.