REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI— Penanggulangan terorisme tidak selalu bertumpu pada pendekatan militer, tetapi juga bisa menempuh dengan pendekatan budaya. Kearifan lokal bisa menanggulangi berkembangnya paham radikal dan terorisme di tengah-tengah masyarakat.
"Dalam penelitian yang kita lakukan, kearifan lokal bisa menanggulangi terorisme dan mencegah berkembangnya terorisme kita lakukan dari keluarga," kata Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Andi Intang Dulung, saat menghadiri rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi, Kamis (5/7).
Dia menjelaskan, penyebab berkembangnya terorisme salah satunya adalah teknologi informasi, di mana masyarakat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi yang belum tentu benar.
Dalam rembuk aparatur kelurahan dan desa yang dihadiri puluhan Babinsa dan Babinkamtibmas serta lurah dan aparat desa di wilayah Jambi tersebut, Andi menekankan pentingnya tetap kuat dengan ideologi bangsa yakni Pancasila.
"Jadi tetap kuat dengan ideologi bangsa yakni Pancasila. Jadi keberagaman itu adalah kekuatan mencegah radikalisme," kata Andi Intang Dulung.
Saat ini kondisi masyarakat Jambi aman dan damai, kata dia, namun tidak boleh lengah. Sebab strategi terorisme bukan berkumpul ramai-ramai, tapi mereka punya konsep jitu.
Ketua FKPT Provinsi Jambi, Prof Akhmad Sukri Saleh, mengatakan paham-paham radikal berkembang mulai dari pikiran, membentuk forum dan gerakan atau aksi namun di wilayah Jambi hingga saat ini masih bisa dicegah dan mudah-mudahan kedepan lebih aman lagi.
Dia juga berharap Babinsa dan Babinkamtibmas untuk memantau dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat saring informasi sebelum sharring terutama informasi-informasi tentang radikalisme dan terorisme.
Dalam rembuk FKPT bersama aparat kelurahan bertema "Saring Sebelum Sharing" itu, kata dia, disampaikan materi tentang strategi pencegahan terorisme di dunia maya yang disampaikan Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Andi Intang Dulung.
Kemudian bedah kasus penyebaran berita bohong, ujaran kebencian dan informasi negatif di daerah dengan pemateri Kepala Bidang Media Massa, Hukum dan Humas FKPT Provinsi Jambi, Herri Novealdi.
Dalam sesi terakhir dibahas strategi komunikasi untuk mencegah penyebarluasan berita bohong, ujaran kebencian dan informasi negatif sebagai cikal bakal paham radikal terorisme dan praktik komunikasi pencegahan terorisme dengan narasumber Praktisi Komunikasi, Vivi Sumanti Zabkie.