REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Musim kemarau menimbulkan kekeringan yang menyebabkan warga 14 desa di Kecamatan Pulosari dan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, kekurangan air bersih. Kepala BPBD Kabupaten Pemalang Wismo mengatakan puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung hingga September 2019.
"Musim kemarau yang cukup panjang ini berdampak pada belasan desa yang mengalami kelangkaan air bersih," katanya pada Kamis (4/7).
BPBD pun menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang menghadapi kekurangan air. "Kami menjamin pasokan atau dropping air bersih akan berjalan lancar meski ada keterbatasan jumlah armada," katanya.
Wismo juga mengimbau warga bijaksana menggunakan air. Warga diminta memanfaatkan air bersih secukupnya.
Beberapa warga di desa menghadapi kekurangan air bersih berusaha menghemat air dengan mengurangi frekuensi mandi menjadi satu kali per hari. Sebagian warga juga membeli air dan mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan.
Di antara warga ada yang menggunakan mesin pompa untuk menyedot air dari sumber air dan mengalirkannya ke tandon. Mereka kemudian menjual air dengan harga Rp 50 ribu per 1.400 liter air kepada warga yang membutuhkan.