REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyatakan paham radikalisme telah menjadi persoalan besar bukan hanya bagi bangsa Indonesia melainkan seluruh dunia. Menurutnya, paham radikalisme mudah tersebar seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat tanpa ada kontrol.
"Ini (paham radikalisme) persoalan besar bukan hanya di Indonesia tapi di dunia," ujar Yenny kepada Republika.co.id, Rabu (3/7).
Menurutnya, setiap daerah memiliki faktor yang berbeda-beda terhadap persebaran paham radikalisme. Yenny mengatakan, proses identifikasi sangat dibutuhkan untuk mengukur dan mengatasi persoalan radikalisme.
Dia meminta, semua pihak dapat saling bekerja sama dalam menagkal paham tersebut. Sehingga, radikalisme dapat diatasi secara komprehensif hingga ke akar.
Selain itu, Yenny menjelaskan, faktor utama penyebab terpaparnya paham radikalisme disebabkan oleh sosial media. Karena itu, dia meminta penyedia platform segera membuat solusi agar konten media sosial dapat disaring.
"Penyediaan platform online misalnya Google, Facebook dan lain sebagainya, mencari formula, algoritma baru atau software baru yang dapat melakukan penyaringan terhadap konten-konten yang membuat radikalisme," ucapnya.
Sebelumnya, Setara Institute melakukan penelitian dan menyatakan banyak mahasiswa yang berpandangan radikalisme. Hasilnya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung (SGD) paling konservatif dalam beragama.
Setara Institute merilis survei tersebut yang menyatakan, UIN Jakarta dan UIN SGD Bandung memperoleh nilai tertinggi dengan potensi menjadi akar ekslusivisme dan perilaku intoleran dibandingkan delapan kampus lain yang masuk objek penelitian. Dua kampus tersebut memiliki mayoritas mahasiswa bercorak agama fundamentalis.
Berdasarkan dari penelitian tersebut, jika ditinjau dari poin yang ada, UIN Bandung mendapat poin 45,0 dan UIN Jakarta mendapat poin 33,0. Kemudian, Unram mendapat 32,0 poin, IPB mendapat poin 24,0 poin, UNY mendapat poin 22,0 poin, UGM memperoleh 12,0 poin, Unibra memperoleh 13,0 poin, ITB mendapat 10,0 poin, Unair mendapat poin 8,0 dan UI memperoleh poin 7,0.