REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Seluas 25 hektare lahan sawah produktif yang tersebar di Desa Pasi Jambu, Kecamatan Kaway XVI dan Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat kekeringan.
Kondisi ini terjadi akibat musim kemarau yang melanda daerah ini sejak satu bulan terakhir sehingga menyebabkan petani kesulitan mendapatkan sumber air. "Kami sangat khawatir dengan kekeringan yang terus terjadi selama ini, kami takut hasil panen padi pada tahun ini akan berkurang dan berpotensi gagal tanam," kata Arifin (52), seorang petani di Desa Pasi Jambu, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (3/7).
Selama ini, kata dia, masyarakat di kawasan tersebut mengandalkan air hujan untuk mendapatkan sumber air di lahan sawah milik mereka. Dampak kekeringan yang melanda kawasan tersebut juga menyebabkan puluhan hektare lahan sawah milik petani di daerah itu juga tidak bisa disemai dengan bibit karena ketiadaan sumber air.
Arifin mengakui, beberapa hektare lahan padi miliknya yang sudah mulai dilakukan penanaman juga mengalami kekeringan sehingga ia khawatir hasil panen yang akan diperoleh semakin berkurang. "Kami berharap pihak terkait segera turun tangan mengatasi persoalan kekeringan ini, kami sangat khawatir karena tidak memiliki sumber air untuk mengairi sawah," kata Arifin.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Hortikultura Kabupaten Aceh Barat, Masri yang dikonfirmasi mengakui belum mendapatkan data akurat terkait berapa luas lahan sawah milik petani yang mengalami kekeringan. "Kami akan segera mencari solusi untuk mencari sumber air agar sawah petani tidak lagi kering," ujarnya.
Ia berencana mendatangkan pompa air ke lokasi sawah masyarakat yang mengalami musibah kekeringan agar tanaman padi yang sudah ditanam dapat tumbuh dengan baik.