Rabu 03 Jul 2019 02:50 WIB

Tetesan Air Lindi Truk Sampah Resahkan Warga Bekasi

Air lindi menghasilkan bau yang tidak sedap dan mengganggu pengemudi.

Rep: Febryan A/ Red: Friska Yolanda
Pengendara truk pengangkut sampah melintasi jalan yang digenangi air limbah, di kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Pengendara truk pengangkut sampah melintasi jalan yang digenangi air limbah, di kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah warga Kota Bekasi kembali mengeluhkan air lindi (leachate) atau air sampah dari truk sampah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Pasalnya, turuk sampah yang hendak menuju Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang itu meneteskan air lindi di sejumlah jalan utama kota.

Salah satunya Bachtiar (26 tahun). Warga Kelurahan Medansatria, Kecamatan Medansatria, ini kerap mendapati air lindi truk sampah Pemrov DKI Jakarta menetes di Jalan Sudirman dan Jalan Ahmad Yani. 

Baca Juga

"Saya sebagai pengguna jalan jadi terganggu, baunya parah dan sering juga menciprat ke pakaian," ujar Bachtiar, Selasa (2/7). Ia pun berharap agar truk dari arah utara itu tak membawa sampah dalam kondisi basah di jalan tersebut.

Hal senada disampaikan Fajar (28). Ia yang setiap hari melintasi Jalan Narogong juga terganggu dengan tetesan air lindi di jalan itu. 

"Jalannya jadi licin meski saya tidak pernah jatuh di sana. Tapi bau air sampah itu menganggu banget, tidak karuan aromanya," kata Fajar.

Fajar mengatakan, truk sampah yang kerap meneteskan air lindi adalah yang berjenis dump truck. Sedangkan truk sampah jenis compactor atau truk dengan bak sampah tertutup tak pernah meneteskan air licit. 

Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi Kustantinah Puji Wahyuni mengatakan, pihaknya sudah menginformasikan permasalah ini ke pengelola TPST Bantargebang. "Saya sudah komunikasi dengan Pak Rizky pengelola TPST Bantargebang untuk meneruskan permasalah ini ke Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta" ucap Kustantinah ketika dihubungi, Selasa.

Kustantinah menyebutkan, persoalan truk sampah milik Pemrov DKI Jakarta yang meneteskan air licit ini sebenarnya wewenang Dinas Perhubungan Kota Bekasi sebagai yang bertugas mengatur lalu lintas kendaraan. "Kenapa melintasi jalur protokol, kalaupun melintas di Jalur protokol, seharusnya ada jam-jam tertentu. Tidak bisa melintas terus," ucapnya.

Untuk bisa melintas terus di jalan protokol, tentu hanya truk sampah jenis compactor. Truk jenis itu tidak akan mengeluarkan air lindi sehingga air sampahnya tidak ada.

"Begitupun baunya" ujar dia.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, mengatakan, warga yang mendapati truk sampah Pemprov DKI Jakarta yang membawa sampah dalam kondisi basah dan menteskan air lindi , diharapkan melaprokan ke DLH ataupun ke dirinya melalui berbagai saluran komunikasi yang tersedia. "Mata dan telinga kita terbatas, jadi kalau ada buktinya kan bisa langsung (ditindak)," kata Tri di Bekasi, Selasa siang.

Tri menjelaskan, dalam perjanjian kerja sama antara Pemkot Bekasi dengan Pemrov DKI Jakarta sebenarnya sudah diataur waktu tertentu untuk truk sampah bisa melintas. Untuk jenis truk sampah dump truk, sambung dia, memang waktunya terbatas karena harus melintas pada jam tertentu seperti malam hari.

"Kalau yang truk sampah jenis compactor diizinkan melintas selama 24 jam," ucap Tri.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Unit Pelaksana Teknis TPST Bantargebang pada DLH DKI Jakarta, Rizky Febriyanto, mengatakan, dirinya hingga saat ini belum mendapatkan informasi dari pihak DLH Kota Bekasi terkait permasalahn ini. "Belum ada komunikasi saya dengan beliau (Kustantinah Puji Wahyuni) belakangan ini," kata Rizky ketika dihubungi, Selasa.

Terkait pokok permasalahan, Rizky mengatakan, truk sampah milik Pemrov DKI Jakarta yang berangkat dari tempat penampungan sementara (TPS) selalu melewati proses penirisan terlebih dahulu. Sehingga ketika pengangkutan menuju TPST Bantargebang, tetasan air sampah bisa diminimalisasi.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement