Selasa 02 Jul 2019 16:24 WIB

Potensi Kekeringan Ekstrem Masih Landa Indramayu

BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan per 30 Juni 2019.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Petani membabat tanaman padinya yang rusak akibat kekeringan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (28/6/2019).
Foto: Antara/Siswowidodo
Petani membabat tanaman padinya yang rusak akibat kekeringan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (28/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu masih berpotensi mengalami kekeringan ekstrim pada dasarian II Juli 2019 mendatang. Instansi terkait pun telah menyalurkan air bersih ke sejumlah desa yang mengalami krisis air bersih.

Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menyebutkan, berdasarkan peta prakiraan curah hujan dasarian II Juli 2019 Provinsi Jawa Barat, disebutkan bahwa curah hujan dengan kriteria rendah berpeluang sangat kuat mendominasi seluruh wilayah di Provnsi Jawa Barat.

Baca Juga

"Peluang kejadian curah hujan kriteria rendah (lebih dari 50 mm) diprakirakan di kisaran lebih dari 90 persen di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat," ujar pria yang biasa disapa Faiz itu, Selasa (2/7).

Faiz menambahkan, BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan per 30 Juni 2019, untuk daerah yang mengalami tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari. Di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), daerah yang berpotensi mengalami kondisi itu adalah Indramayu Barat bagian selatan, seperti Gantar, Bantar, Bantarhuni, Cipancuh dan Temiyang. "Daerah itu berpotensi mengalami kekeringan ekstrim," kata Faiz.

Selain Indramayu barat bagian selatan, potensi kekeringan ekstrim juga terjadi di Kabupaten Bekasi (Lemah Abang, Pebayuran) dan Kabupaten Karawang (Pasir Ukem, Pataruman). Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penaknggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, menyatakan, pihaknya sejauh ini sudah menyalurkan bantuan air bersih di dua desa ya g mengalami krisis air bersih. Yakni Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat dan Desa/Kecamatan Krangkeng.

"Kami kirim air bersih sebanyak enam tangki yang masing-masing berkapasitas 8.000 liter air. Jadi totalnya 48 ribu liter air bersih yang sudah dikirim," terang Edi.

Edi menyatakan, desa-desa yang mengalami krisis air bersih diminta untuk melayangkan surat permintaan air bersih. Pihaknya siap mengirimkan bantuan air bersih yang diminta warga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement