Selasa 02 Jul 2019 14:25 WIB

Rekayasa Lalin Sukajadi, Pengusaha Angkot Minta Alternatif

Dampak dari rekayasa lalu lintas adalah perubahan rute angkot.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Ratusan angkot Bandung
Foto: Mahmud Muhyidin
Ratusan angkot Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung dan Polrestabes Bandung berencana merekayasa lalu lintas di Kawasan Sukajadi. Rencana ini menuai respon dari pengusaha angkutan kota (angkot) di Kota Bandung.

Ketua Koperasi Angkutan Masyarakat (Kopamas) Budi Kurnia mengatakan pihaknya mendukung langkah mengantisipasi kemacetan di kawasan Sukajadi dengan rekayasa lalu lintas. Namun, Budi menyebutkan kepolisian dan pemkot Bandung harus memikirkan nasib angkot.

Ia mengatakan dampak dari rekayasa lalu lintas adalah perubahan rute angkot. Ia pun meminta adanya jalur alternatif bagi angkotnya di trayek yang melalui jalur tersebut.

"Memang ada sedikit perubahan. Tapi itu bukan hal yang kalau dari jalur Sederhana-Cimindi bukan hal yang signifikan. Sepanjang usulan kami meminta salah satu jalan dibuka. Jalan Istana Sukajadi yang di cemara yang lewat perumahan itu," kata Budi, Selasa (2/7).

Ia menuturkan saat ini untuk rute tersebut jalan yang dilalui Taman Jablay kemudian menuju Jalan Sukamaju ke Sederhana. Ia ingin nantinya akses perumahan di Jalan Istana Sukajadi bisa dibuka untuk jalur alternatifnya. 

Budi menuturkan saat pembahasan rapat rekayasa lalu lintas, rute angkot Kopamas Sederhana - Cimindi sedikit berubah jalur. Angkot diarahkan menuju Jalan Cemara menuju Jalan Cipaganti lalu ke Jalan Sampurna menuju Riau Junction. Ia pun meminta agar rute bisa disesuaikam seperti yang diusulkannya.

Menurutnya dengan melalui jalan perumahan diharapkan dapat berdampak pada peningkatan penumpang. Karena dengan adanya rekayasa lalin ini maka persaingan dengan koperasi angkot lainnya akan meningkat. Sebab, dengan pengalihan arus menjadi searah di Jalan Sukajadi maka ada benturan rute angkot yang bersamaan melewati jalur tersebut, yakni dari Cicaheum, Ciroyom, Sukajadi.

Ia menuturkan bagi pihaknya jalur di Sukajadi memang bukan trayek yang ramai penumpang. Oleh karenanya ia berharap dengan adanya rekayasa bisa berdampak pada peningkatan penumpang.

"Kalau kita bicara prediksi peningkatan melihat dari jalur yang jadu semakin panjang. Secara teori ada peningkatan (penumpang). Sekarang memang ini berada di zona nyaman baik masyarakat apalagi para pengemudi. Makanya untuk berubah butuh sosialisasi yang kuat," tuturnya.

Ia berharap kebijakan rekayasa lalin ini bisa mengurai kemacetan di jalan-jalan Kota Bandung. Dengan berkurangnya kemacetan maka minat masyarakat naik angkutan umum bisa kembali meningkat. Alhasil dampaknya pada peningkatan pendapatan para pengemudi angkot.

"Upaya ini didukung tapi dalam mendukung itu kita juga harus kritis bahwa ini kepentingan kami juga, jangan sampai situasi kondisi usaha yang sudah terpuruk semakin terpuruk," harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement