REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Rizal Mallarangeng mengkritik cara Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam mengumpulkan dukungan menjelang kontestasi calon ketua umum pada musyawarah nasional (Munas) Golkar. Ia menilai Bamsoet sudah melakukan cara yang tidak baik dalam menggalang dukungan.
"Jadi intinya ya, berpolitik jangan main kayu seperti itu, nyuri-nyuri suara di belakang layar dan intimidasi orang," kata Rizal saat dihubungi, Selasa (2/6).
Rizal menuding Bamsoet mencari dukungan dengan cara sembunyi-sembunyi. "Sembunyi-sembunyi, pakai intimidasi, penelikungan, pura-pura silaturahmi ternyata maksa orang dukung," ujar Rizal.
Rizal menyoroti upaya Bamsoet memgumpulkan dukungan dari DPD Golkar berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta. Pada Sabtu (2/7), Bamsoet menerima dukungan dari sejumlah DPD Golkar di Jakarta.
Namun, Rizal yang saat itu berada di Amerika Serikat langsung mengistruksikan untuk mencabut dukungan itu dan menyebut Bamsoet melakukan intimidasi. Rizal mengatakan pencabutan dukungan dari sejumlah DPD tingkat II DKI Jakarta juga dari kesukarelaan para pimpinan DPD.
Rizal pun menyarankan agar Bamsoet tak memakai cara-cara itu untuk menggalang dukungan. Ia mengakui, seluruh kader Golkar berhak untuk mengikuti Munas sebagai calon ketua umum.
Namun, Rizal menyatakan, cara yang ditempuh harus benar. "Santai-santai saja, sopan. Dia berutang budi kepada kita semua, dia sudah dapat posisi bagus sebagai Ketua DPR. Ya sudah legawa dengan itu, jalankan tugas dengan baik," kata Rizal.
"Kalau toh, mengikuti munas ya itu hak tiap kader. Tapi pakai cara yg benar, nanti dia rugi dan Golkar rugi. Seperti pencabutan dukungan itu kan malu sendiri. Jadi berpolitik lebih matang dan santun," ujar dia menegaskan.
Pernyataan Rizal pun semakin menambah tensi menjelang Munas Golkar. Rizal sebagai pendukung ketua Golkar saat ini Airlangga Hartarto yang akan kembali maju dalam pemilihan caketum menambahkan, Bamsoet seperti orang yang tidak tahu terima kasih.
"Saya tahu kok dia siapa. Saya bahkan bantu dia rekomendasi jadi Ketua DPR, kemudian Pak Airlangga tanda tangan. Ya kalau dia tidak tahu terima kasih, ya sudahlah. Tetapi, yang elegan. Kalau nggak, malu sendiri," kata dia.
Sebelumnya, Bamsoet mengaku prihatin dengan apa yang terjadi di DPD Partai Golkar DKI Jakarta. Bamsoet menyebut pencabutan dukungan DPD Partai Golkar DKI Jakarta terhadap dirinya lantaran mendapat ancaman dari pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Rizal Mallarangeng.
"Saya kasihan sama adik-adik saya di DKI karena diancam Plt sehingga terpaksa mereka melakukan hal itu," kata Bamsoet, di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (2/7).
Bamsoet juga menegaskan tidak memiliki ambisi untuk menjadi ketua umum. Namun, ia tidak menutup diri jika dirinya diminta oleh akar rumput unutk memimpin Partai Golkar.
"Kalau teman-teman menghendaki mereka yang tentukan dukungan ya saya terima dengan baik," tutur Bamsoet.