Selasa 02 Jul 2019 12:47 WIB

Cak Imin Temui SBY, Ada Apa?

Politikus PKB menyebut pertemuan Cak Imin dan SBY untuk bangun kebersamaan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mendatangi rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Senin (1/7). Pria yang kerap disapa Cak Imin itu disebut hanya berbincang-bincang dengan SBY.

"Silaturrahim Lebaran. Sambil ngobrol ringan saja," kata Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (2/7). Ia juga hadir menemani Cak Imin dalam silaturahim tersebut.

Baca Juga

Jazilul menyebut, tidak ada pembicaraan mendalam terkait kondisi politik Indonesia pasca-Pilpres 2019 antara Cak Imin dan Presiden RI ke-6 itu. Cak Imin dan SBY, kata dia, berbincang dalam rangka membangun kebersamaan. "Semuanya sedang membangun kebersamaan," ujarnya.

Jazilul membantah adanya pembicaraan soal peta koalisi setelah putusan MK. Ia juga membantah kehadiran Cak Imin untuk untuk mencari dukungan Demokrat agar PKB duduk di pucuk pimpinan MPR. "Nggak, sebatas bincang ringan saja," kata dia.

Politikus Demokrat Andi Arief mengunggah foto pertemuan itu di akun Twitter-nya @AndiArief__ pada Senin (1/7). Dalam foto yang diunggah, Andi Arief membubuhkan keterangan. "Alhamdulillah Cak Imin bisa membuat Pak SBY sedikit tersenyum hari ini."

Sebelumnya, Cak Imin mengakui sedang mengincar posisi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam pemerintahan periode kedua Jokowi sebagai presiden 2019-2024.  "Saya sukanya jadi ketua MPR," kata politisi yang akrab disapa Cak Imin itu saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Ahad (30/6).

Terkait kemungkinan partai oposisi seperti Demokrat dan PAN yang akan bergabung dengan koalisi Jokowi, ia mengakui belum tahu soal itu.

Ia juga menambahkan koalisi pendukung Jokowi sudah terlalu banyak sehingga menurutnya rekonsiliasi mungkin dibutuhkan tergantung urgensinya. "Yah yang penting jangan mengurangi jatah PKB deh," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement