Senin 01 Jul 2019 23:25 WIB

298 Desa di NTB Mulai Terdampak Kekeringan

298 desa terdampak kekeringan berada di 68 kecamatan di 9 kabupaten/kota di NTB.

Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebanyak 298 desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai terdampak kekeringan memasuki musim kemarau 2019. Desa terdampak kekeringan tersebut berada di 68 kecamatan di sembilan kabupaten/kota di NTB.

"Ada 137,959 Kepala Keluarga (KK) atau 549,011 jiwa yang terdampak kekeringan di NTB," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB, H Ahsanul Khalik di Mataram, Senin (1/7).

Berdasarkan data dihimpun BPBD NTB di sembilan kabupaten/kota yang terdampak kekeringan terbanyak berada di Kabupaten Lombok Utara dengan 86 desa meliputi delapan kecamatan.

Di Lombok Tengah 46 desa dengan tujuh kecamatan, Sumbawa 42 desa dengan 17 kecamatan, Bima 36 desa dengan 10 kecamatan, Lombok Barat 28 desa dengan enam kecamatan, Lombok Timur 18 desa lima kecamatan, Dompu 16 desa meliputi tujuh kecamatan, Sumbawa Barat 13 desa dengan tiga kecamatan dan Kota Bima 13 desa dengan lima kecamatan.

"Ini data sementara dan kita perkirakan jumlahnya masih akan bertambah," terang Ahsanul Khalik.

Mantan Kepala Dinas Sosial NTB ini, menegaskan dari data yang berhasil di himpun tersebut, BPBD melakukan antisipasi kekeringan tahun 2019. Untuk jangka panjang, pihaknya akan melakukan penanaman pohon di berbagai lokasi di Kota dan Kabupaten Bima.

Kemudian membangun waduk waduk baru untuk penampungan air, yang juga bisa dipakai jadi air pertanian dan menahan air yang langsung turun dari bukit-bukit yang ada di Bima ssehingga tidak terjadi banjir yang apabila terjadi curah hujan yang besar dan lama.

"Di beberapa kahupaten kota kita juga membangun sumur bor di wilayah wilayah yang menjadi langganan kekeringan, tapi tentu jumlahnya masih kurang karena sebaran wilayah kekeringan cukup luas, di hampir semua wilayah kecuali Kota Mataram," ungkapnya.

Untuk jangka pendek ke depan ini, pihaknya akan menguatkan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk memetakan wilayah dan memetakan sistim pendistribusian air bersih, kemudian pihaknya juga komunikasi dengan NGO, PDAM, TNI - POLRI, Dinas Sosial dan lainnya untuk menyiapkan peralatan dan personil manakala nanti kabupaten/kota tidak mampu mengatasi sendiri, maka semua sudah siap.

"Baru tadi ini saya ketemu Ketua PMI NTB, untuk menanyakan kesiapan peralatan dan personil PMI, di sana ada 20 mobil Tangki yang setia saat nanti akan kita pakai untuk pendistribusian air bersih bagi masyarakat terdampak. Tentu kita akan bagi sesuai kabupaten/kota yang ada," jelas Ahsanul Khalik.

Menurutnya, pada bula Juli hingga Agustus adalah tugas berat BPBD NTB, karena BMKG merelease Hari Tanpa Hujan di NTB akan cukup panjang di beberpa wilayah, untuk Pulau Sumbawa hampir merata Hari Tanpa Hujan antara 30 - 60 hari, bahkan ada wilayah yang antara 30 - 70 Hari. Sementara di pulau Lombok antara 20 - 30 Hari, kecuali Lombok Bagian selatan bisa HTH nya antara 30 - 60 hari.

"Kita berharap masyarakat dengan segenap perangkat Desa dan Dusun agar memperhatikan dengan baik masalah kekeringan ini bebrapa bulan ke depan. Karena masalah kekeringan juga bisa menimbulkan berbagai masalah sosial kemasyarakatan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement