Senin 01 Jul 2019 09:09 WIB

BPBD: Wilayah Terdampak Kekeringan di Cilacap Bertambah

Sebanyak 7.123 keluarga atau 21.660 jiwa di wilayah Cilacap terdampak kekeringan

Kekeringan
Foto: cbc.ca
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy menuturkan, wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus bertambah. Berdasarkan laporan hingga tanggal 30 Juni 2019, wilayah terdampak kekeringan telah mencapai 17 desa yang tersebar di tujuh kecamatan.

Ia mengatakan dari tujuh kecamatan tersebut, kekeringan di Patimuan paling luas karena mencapai tujuh desa yang terdampak, disusul Kawunganten yang telah mencapai tiga desa. Sementara kekeringan di Kecamatan Gandrungmangu dan Karangpucung masing-masing dua desa, sedangkan Kecamatan Kampung Laut, Jeruklegi, dan Bantarsari masing-masing satu desa.

Baca Juga

"Jumlah warga di 17 desa yang terdampak kekeringan mencapai 7.123 keluarga atau 21.660 jiwa," katanya di Cilacap, Senin (1/7).

Terkait dengan kondisi tersebut, Tri mengatakan pihaknya hingga tanggal 30 Juni telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 36 tangki ke desa-desa yang membutuhkan dan telah mengajukan surat permohonan bantuan.

Menurut dia, bantuan air bersih tersebut telah dialokasikan dari APBD Kabupaten Cilacap untuk tahun 2019 meskipun jumlahnya terbatas. "Tahun ini, kami hanya mendapat alokasi bantuan air bersih dari APBD Kabupaten Cilacap sebanyak 110 tangki," katanya.

Ia mengaku khawatir alokasi bantuan air bersih tersebut tidak mencukupi kebutuhan karena di Kabupaten Cilacap terdapat 65 desa di 15 kecamatan yang rawan kekeringan maupun krisis air bersih.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan menggandeng dunia usaha, instansi, maupun organisasi untuk ikut serta menyalurkan bantuan air bersih seperti saat musim kemarau tahun 2018.

"Berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga saat musim kemarau tahun kemarin, kami bisa menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 512 tangki," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement