Kamis 27 Jun 2019 20:24 WIB

Podomoro University Gelar Program 'Nasional Is Me'

Mahasiswa dituntut untuk bergerak langsung dan dihadapkan pada kondisi industri.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: EH Ismail
Beasiswa Podomoro University
Foto: podomoro university
Beasiswa Podomoro University

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Podomoro University menyelenggarakan program interdisipliner yang terintegrasi bertajuk 'Nasional Is Me' di Gedung Podomoro University, Jakarta Barat, selama dua hari, Kamis-Jumat (27-28/6). Kegiatan ini merupakan kolaborasi antarmahasiswa yang ada Podomoro University.

Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan food tasting atau mencoba makanan yang dibuat oleh mahasiswa bisnis perhotelan. Selain itu, ada juga pameran yang merupakan hasil karya dari mahasiswa jurusan desain produk dan arsitektur.

Menurut dosen Bisnis Perhotelan Podomoro University Edvi Gracia Ardanu, latar belakang diselenggarakannya acara ini adalah untuk membiasakan para mahasiswa ketika nanti harus terjun ke dunia industri. Sebab, selama ini masih ada jarak yang cukup jauh antara perguruan tinggi dan dunia industri.

"Ada gap lulusan dari universitas dan industri. Gap itu kadang sangat besar. Berdasarkan pengalaman kami di industri, kami merancang metode pembelajaran yang dapat memberikan pengetahuan lebih, tidak hanya dari umum tapi juga pengalaman bagaimana nanti mereka akan terjun di industri," kata Edvi, Kamis (27/6).

Kegiatan interdisipliner yang terintegrasi ini dilakukan setiap tahunnya. Tahun ini merupakan yang ketiga Podomoro University menyelenggarakan kegiatan tersebut. Edvi menjelaskan, para mahasiswa dituntut untuk bergerak langsung dan dihadapkan pada kondisi industri sebenarnya.

Di dalam kegiatan itu, para mahasiswa dibagi menjadi delapan tim. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan adalah mahasiswa semester empat untuk jurusan desain produk dan arsitektur. Selain itu, mahasiswa semester enam untuk jurusan bisnis perhotelan. Masing-masing tim yang terdiri dari mahasiswa tiga jurusan tersebut kemudian melakukan simulasi membuat sebuah perusahaan perhotelan.

"Jadi, mereka dihadapkan dalam situasi mereka harus rapat, berpikir, dan berhadapan dengan bidang lain," kata Edvi.

Para mahasiswa tidak hanya diminta membuat proyek hotel, namun sebelumnya juga diberi kesempatan untuk mengetahui dunia perhotelan yang sebenarnya. Sistem pembelajaran bukan hanya di kelas namun juga mendatangkan ahli dari luar. Mahasiswa juga diajak untuk melakukan perjalanan ke hotel untuk mendapatkan pengalaman dan informasi yang sebenarnya.

Sementara itu, untuk mahasiswa desain produk, mereka diminta untuk membuat set peralatan makan malam yang disesuaikan dengan tema. Kali ini, tema yang dipilih adalah budaya Sulawesi dan Sumatera. Mahasiswa diminta membuat kreasi produk yang sesuai dengan tema yang sudah mereka pilih.

"Mereka diminta membuat analisa tentang budaya yang spesifik, kultur itu yang diangkat kemudian bagaimana kultur diimplementasikan dalam sebuah produk bisnis hotel atau restoran," kata dosen Desain Produk Podomoro University Aloysius Baskoro Junianto.

Baskoro menambahkan, budaya tradisional Indonesia menjadi tema karena Podomoro University ingin para mahasiswa bisa membawa budaya lokal ke kancah internasional. Produk yang dihasilkan diharapkan masih memiliki basis ke-Indonesiaan namun tetap membawa unsur yang lebih kontemporer.

"Bagaimana tradisional bisa jadi lebih kontemporer," kata dia.

Sementara itu, dosen Culinary Art Podomoro University Anton Harianto mengatakan, para mahasiswa memang harus memiliki standar internasional, namun mereka tidak boleh lupa jati diri mereka sebagai orang Indonesia. Oleh sebab itu, para mahasiswa harus dikenalkan budaya Indonesia, salah satu caranya melalui makanan.

Sejak awal, Podomoro University menekankan kemampuan kewirausahaan. Setelah lulus, para mahasiswa diharapkan siap menghadapi kondisi apapun yang terjadi, baik itu menjadi wirausahawan ataupun menjadi pekerja sekalipun.

"Mereka setelah lulus, diharapkan mereka siap untuk menjadi owner, jadi konsultan, manager, dan bahkan ketika mereka bekerja menjadi pekerja level paling bawah yaitu seorang cook mereka bisa membuat makanan yang paling baik," kata Anton menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement