Kamis 27 Jun 2019 16:18 WIB

Muhammadiyah Minta Perubahan Perspektif Bantuan Kemanusiaan

Organisasi internasional perlu bekerja sama dengan organisasi lokal.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Dr Rahmawati Husein, wakil ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) diundang menjadi pembicara dalam Panel Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan kemanusiaan.
Foto: dok. MDMC PP Muhammadiyah
Dr Rahmawati Husein, wakil ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) diundang menjadi pembicara dalam Panel Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, GENEWA -- Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein menjadi pembicara dalam panel tingkat tinggi untuk kemanusiaan PBB. Pada kesempatan itu, ia meminta adanya perubahan perspektif bantuan kemanusiaan internasional.

Kehadiran Rahma istimewa. Dari empat panelis (Uganda, Kolombia, Liberia dan Indonesia), dosen Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu menjadi satu-satunya wakil Asia. Panel dihadiri 191 peserta perwakilan negara-negara anggota PBB, badan-badan PBB, lembaga atau organisasi kemanusiaan internasional, dan lembaga-lembaga donor.

Baca Juga

Rahma diminta menyampaikan pengalaman Muhammadiyah menanggapi gempa bumi dan tsunami di Sulawesi. Pada kesempatan itu, Rahma meminta organisasi internasional harus mau berubah.

"Memiliki perspektif baru dalam memberikan bantuan kemanusiaan, organisasi internasional perlu melihat mekanisme yang dipakai di negara tujuan, tidak asal datang tanpa memahami arsitektur kemanusiaan," kata Rahma, Rabu (26/6).

Selain itu, organisasi internasional dirasa perlu bekerja sama dengan organisasi lokal secara sejajar. Artinya, tidak lantas mengarahkan sesuai keinginan atau seperti yang biasa dilakukan.

Untuk itu, pelaku internasional diminta mencari tahu organisasi lokal dan memahami cara kerja organisasi lokal tersebut serta mendukung upaya yang dilakukan, bukan malah sebaliknya.

Ia menegaskan, penting memahami semua pihak. Baik pemerintah di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kelompok swasta, organisasi nonpemerintah, LSM, komunitas, kampus dan elemen-elemen lain.

Sebab, "aktor" lokal sangat penting dan memiliki peran sentral mempercepat penanganan darurat. MDMC PP Muhammadiyah, misalnya, setiap tahun merespons sekitar 70 kejadian bencana di Indonesia. Angka itu mengalami peningkatan dari sekitar 50-an pada 2010-2015.

Oleh karena itu, lembaga asing dinilai penting untuk mengubah perspektif, tidak cuma cara-cara, tapi pola pikir dalam bantuan kemanusiaan. "Lembaga asing penting untuk melengkapi, mendukung finansial dan keahlian, tanpa mendominasi serta mempertimbangkan keberlanjutan," ujar Rahma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement