REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sudah sekitar dua bulan warga Dusun Ciriri dan Dusun Neglasari, Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya kesulitan mendapatkan air bersih. Hujan yang tak lagi turun membuat persediaan air di dua lokasi itu tak lagi banyak.
Yeni Mulyani (43 tahun), salah satu warga Dusun Ciriri mengatakan, kesulitan air dialami warga sudah berlangsung sejak awal Ramadhan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian warga harus turun ke sungai yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya untuk mendapatkan air.
"Paling kita ambil ke sungai, itu juga kotor. Kalau buat masak pasti beli," lata dia, Kamis (27/6).
Menurut dia, sumur-sumur warga juga tak lagi mengeluarkan air banyak. Dalam satu hari, sumur hanya bisa menghasilkan air sebanyak tiga ember. Sementara untuk membeli air, warga harus membeli air dengan harga Rp 50 ribu per 500 liter.
Ia mengatakan, kekeringan di Dusun Ciriri memang selalu dirasakan hampir setiap tahun. Ia berharap, ada solusi dari pemerintah untuk menanggulangi bencana kekeringan yang selalu dirasakan itu.
Min Mintarsih (47), salah satu warga lainnya mengatakan, selain ke sungai, warga juga biasa mengambil air di sebuah pabrik. Namun, jarak pabrik itu dengan rumah warga sekitar dua kilometer.
"Kalau di sana masih ada air. Itu hanya buat mandi," kata dia.
Ia mengatakan, hampir setiap tahun warga di Kecamatan Cineam selalu kekeringan. Karena itu, ia berharap akan ada bantuan dari pemerintah untuk membuatkan sumur dalam bagi warga.
Polisi menerjunkan water canon untuk mendistribusikan air bersih ke warga di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (27/6).
Sementara itu, seorang warga lainnya, Wawa Munawah (53) mengatakan, selama ini warga selalu mengharapkan bantuan air bersih dari kepolisian yang rutin diberikan. Dalam sebulan terakhir, warga selalu diberikan bantuan air bersih dari kepolisian.
"Alhamdulillah ada bantuan," kata dia.
Kepala Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Anwar Sanusi mengatakan, kekeringan di wilayah itu memang sudah terjadi lama. Bentuk geografis di Kecamatan Cineam berupa perbukitan sehingga daerah yang berada di dataran tinggi cenderung kekurangan air.
"Tahun kemarin parah. Sekarang masih lebih baik. Air juga sudah mulai didistribusi," kata dia.
Menurut dia, saat musim kemarau kali ini setidaknya ada 300 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan. Warga itu berada di Dusun Neglasari dan Dusun Ciriri.
Ia mengatakan, pihak desa sebenarnya sudah mengantisipasi kekeringan di wilayah itu dengan membuat program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pansimas). Desa Cijulang membuat perusahaan air minum level desa untuk dialiri ke rumah warga.
Namun, baru empat dusun yang sudah mendapatkan layanan tersebut. Dusun Ciriri dan Dusun Neglasari belum mendapatkan layanan tersebut karena daerahnya berada di atas bukit.
"Kalau untuk ke atas sini, harus pakai pipa yang besar. Tahun ini kita sedang coba untuk meningkatkan itu," kata dia.
Water Canon Diterjunkan
Polres Tasikmalaya Kota menerjunkan kendaraan penyemprot air (water canon) untuk mendistribusikan air bersih ke Dusun Ciriri dan Dusun Neglasari, Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 6.000 liter air dibawa mobil tersebut untuk langsung dibagikan kepada warga.
Kepala Satuan (Kasat) Sabhara AKP Yudiyono mengatakan, water canon sengaja dialihfungsikan untuk menyalurkan air bersih. Berdasarkan laporan yang diterima, warga di Kecamatan Cineam sudah banyak yang terdampak kekeringan.
"Ini kan kapasitasnya 6.000 liter sehingga bisa dibagikan cukup banyak kepada masyarakat. Tahun ini pertama diturunkan water canon untuk membantu kekeringan," kata dia.
Polisi menerjunkan water canon untuk mendistribusikan air bersih ke warga di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (27/6).
Ia menegaskan, kepolisian siap membantu warga yang mengalami kekeringan. Karena itu, lanjut dia, warga yang merasakan dampak kekeringan bisa juga melapor ke polisi.
"Kami dari siap mengerahkan kendaraan untuk membantu menyalurkan air bersih," kata dia.
Camat Cineam Ari Fitriadi mengatakan, beberapa wilayahnya memang selalu mengalami kekeringan saat memasuki musim kemarau. Karena itu, ada beberapa titik lokasi yang harus didistribusikan air bersih, di antaranya Desa Ancol, Desa Ciampanan, Cijulang, dan sebagian Pasirmukti.
Menurut dia, titik tersebut mengalami krisis air karena berada di atas bukit. Untuk mendapatkan air yang cukup ketika musim kemarau, warga harus menggali sumur yang sangat dalam.
"Beberapa titik itu menjadi prioritas, khususnya yang lokasinya tinggi dan jauh. Jadi harus ada upaya lain yang memerlukan teknologi dan biaya yang lumayan untuk disiapkan," kata dia.
Menurut dia, pembuatan sumur dan penyediaan air itu sudah di luar domain pemerintahan desa karena akan memakan anggaran yang cukup besar. Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya membuatkan solusi dengan membangun artesis. Dengan begitu, suplai air yang terganggu ketika musim kemarau bisa tercukupi.