REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta sukses menggelar latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke-103, Rabu (26/6). Latihan dilaksanakan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 14.00 WIB hingga jelang tengah malam ini terdiri dari tiga rangkaian simulasi. Mulai dari latihan penanganan kebakaran gedung (domestic fire exercise).
Lalu, ada latihan penanganan ancaman keamanan bandara (aviation security exercise). Terakhir, latihan penanganan kecelakaan pesawat udara (aircraft accident exercise).
Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (Persero), Wendo Asrul Rose mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih dan menguji kemampuan personel. Utamanya, ketika terjadi keadaan darurat.
Dalam kegiatan ini, fungsi koordinasi, komunikasi, komando, serta sinkronisasi antarunit dan instansi dilatih dan diuji. Tentu, sesuai standarisasi-standarisasi yang berlaku.
Mulai Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan), Dokumen Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Programme) dan SOP.
"Kegiatan kali ini sengaja dilakukan pada malam hari mengingat kejadian darurat dapat terjadi kapanpun," kata Wendo.
PKD mengambil tema 'Dengan Semangat Latihan PKD ke-103 Kita Tingkatkan Pelayanan Prima Mengedepankan Standar Keselamatan dan Keamanan Penerbangan untuk Mendukung Visi Perusahaan.'
General Manager Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, pelatihan PKD merupakan yang kedua tahun ini. Tidak cuma libatkan Angkasa Pura I, tapi seluruh unsur terkait.
"Agar alur koordinasi, komunikasi, dan komando antar instansi di bandara dapat benar-benar teruji, sehingga keselamatan dan keamanan yang merupakan prioritas utama ini dapat lebih terjamin,” ujar Pandu.
Kegiatan melibatkan 500 orang personel. Beberapa instansi terlibat mulai TNI AU Lanud Adisutjipto, Perum LPPNPI, Kantor Imigrasi Kelas I, dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Ada pula Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I, dan Stasiun Meteorologi Lanud Adisutjipto.
Selain itu, ada TNI AD Koramil Depok Sleman, Kepolisian Sektor Depok Timur, Dinas Perhubungan DIY, BPBD Kabupaten Sleman, Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Yogyakarta.
Kemudian, PMK/Satpol PP Kabupaten Sleman, Pertamina DPPU Adisutjipto, serta Garuda Indonesia dan Lion Air. Beberapa instansi kesehatan turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Pandu menekankan, latihan ini merupakan penanggulangan keadaan darurat skala besar melibatkan instansi-instansi yang berkemampuan melakukan pemadaman, pertolongan medis, dan korban jiwa.
Lalu, penanggulangan bahan peledak, penanggulangan penyerangan dan penyanderaan di bandar udara, pengamanan demonstrasi, dan pengamanan kejadian kecelakaan sesuai Airport Emergency Plan.
Ia menegaskan, keadaan darurat merupakan suatu kondisi yang terjadi di luar kendali dan dapat membahayakan manusia, instalasi, peralatan, dan lingkungan di wilayah kerja bersama.
"Diharapkan seluruh unsur dan instansi terlibat dapat memiliki kesiapan dan kesigapan yang lebih matang dan kelalaian dalam pelaksanaan tugas masing-masing dapat diminimalisir," kata dia.