REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pedagang pakaian di Blok-A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat mengeluhkan penurunan omzet setelah Lebaran karena minimnya pembelian oleh masyarakat. Menurut pedagang, penurunan omzet cukup drastis.
"Penurunan omzet cukup drastis, terutama setelah Lebaran. Mungkin juga dipengaruhi kebutuhan masyarakat untuk anak-anak yang mau masuk sekolah," kata Weni, salah seorang pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang, Kamis (27/6).
Hingga siang ini, ia mengaku baru meraup Rp 500 ribu dari hasil penjualan pakaian di tokonya. Padahal, sebelum Pemilu dan Lebaran omzetnya bisa mencapai Rp 2 juta per hari.
Selain faktor usai Lebaran dan Pemilu, pedagang yang telah berjualan selama enam tahun di Pasar Tanah Abang itu menyakini unjuk rasa yang terjadi di beberapa titik jalan Jakarta turut memengaruhi kunjungan masyarakat ke pasar itu.
"Ya berpengaruh. Konsumen tetap saya juga kesulitan menuju pasar karena banyak akses jalan yang dialihkan," kata dia.
Hal senada juga disampaikan pedagang lainnya, Andry, yang mengeluhkan lesunya jual beli di Pasar Tanah Abang terutama setelah Lebaran. "Masyarakat baru belanja sebelum Lebaran kemarin. Jadi sekarang mereka lebih memikirkan kebutuhan sekolah anaknya dari pada membeli pakaian," kata dia.
Terkait omzet, hingga siang ini ia mengaku baru meraup Rp 2 juta. Angka mengalami penurunan cukup signifikan jika dibandingkan hari biasa sebelum Lebaran dan Pemilu yang bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per hari.
Selain itu, pedagang yang telah berjualan 31 tahun di Pasar Tanah Abang tersebut mengatakan adanya aksi unjuk rasa terkait sidang putusan Mahkamah Konstitusi (MK), turut memengaruhi penjualan di pasar itu. Untuk mengatasi penurunan omzet, ia mengakalinya dengan berjualan secara daring (online) demi menambah pendapatan.
Atun, pedagang pakaian lainnya, mengatakan penurunan penjualan sebenarnya sudah terjadi saat Pemilu. Namun, setelah Lebaran hal itu lebih signifikan. "Sepi banget, biasanya memang sudah sepi habis Lebaran. Tapi sekarang lebih sepi ditambah lagi adanya demonstrasi," kata dia.
Hal itu diketahui langsung dari pengakuan para konsumen yang datang berbelanja ke tokonya. Selain terganggu dengan adanya pengalihan jalan, masyarakat juga merasa khawatir adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Pengakuan konsumen saya seperti itu, mereka merasa khawatir dan tidak nyaman meninggalkan sepeda motor di parkiran takut ada apa-apa," ujar dia.