REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Romi membantah bahwa Menteri Agama Lukman Saifuddin akan pasang badan untuk Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur Haris Hasanuddin.
"Di dalam BAP No 9 saudara mengatakan Khofifah dan Kyai Asep mendorong nama Haris bahkan pernah menelepon dengan menyampaikan ke Haris bahwa sudah menyampaikan ke Menag Lukman: Sudah pokoknya ambil segala risiko yang ada soalnya saya sumpek direpoti segala telepon Khofifah dan Kyai Asep," tanya jaksa penuntut umum KPK, Wawan Yunarwanto,di pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (26/6) malam.
Jawaban Rommy, "Tidak semua betul, sebenarnya saya tidak sampaikan apa-apa ke menteri. Haris saat itu mencari saya di acara khitanan teman di Jakarta, tapi saya beri tahu staf saya bahwa tidak usah ketemu Haris, lalu staf mengatakan: Bagaimana kalau telepon? Itu sebenarnya saya menghibur Haris karena Haris sudah dua kali tanya ke saya tentang progres ini karena ditanyai juga oleh Kiai Asep."
Romi menjadi saksi untuk dua terdakwa, yaitu Hasanudin yang didakwa menyuap Romi dan Saifuddin senilai Rp 325 juta dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik Muh Muafaq Wirahadi yang didakwa menyuap Romi Rp 91,4 juta.
Kiai Asep yang disebut adalah pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Kiai Asep Saifuddin Halim yang mengenalkan Hasanuddin kepada Romi.
Dalam dakwaan disebutkan Romi menyampaikan kepada Saifuddin agar tetap mengangkat terdakwa sebagai kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur dengan segala risiko yang ada. Arahan Rommy tersebut selanjutnya disetujui Saifuddin.
"Mengenai 'ambil segala risiko' itu hanya ucapan untuk menenangkan Haris saja. Beliau tanya ke saya, termasuk forward ke saya link yang mengatakan dia didiskualifikasi tapi karena saya lihat itu bukan dari media mainstream saya abaikan, orang Jatim bilangnya gubuh," kata Romi.
Rommy mengaku dia tidak pernah mengusulkan nama Hasanuddin kepada Saifuddin. "Tidak ada (mengusulkan) karena pada waktu itu saya mengusulkan Amin Mahfud untuk jadi plt kakanwil Jatim tapi tidak diterima Pak Menteri. Saya malas mengusulkan kembali tapi saya jujur menghormati Bu Khofifah dan Kiai Asep sebagai ulama yang dituakan di Jatim. Saya sampaikan ke menteri saya cenderung Amin, tapi di saat yang sama Bu Khofifah dan Kyai Asep mendorong Haris," ungkap Rommy.
Romi mengaku mengenal Hasanuddin baru pada November 2018 di salah satu pesantren saat ada acara "Deklarasi Kyai Santri Nusantara". Kiai Asep memperkenalkan Hasanuddin sebagai salah satu muridnya.
"Beberapa saat kemudian Kiai Asep mengatakan sosok Haris itu murid yang baik, tetapi saya tidak melakukan apapaun namanya juga mendapat aspirasi maka kewajiban saya meneruskan aspirasi meski Kiai Asep saya anggap sosok yang mewakili Jawa Timur," jelas Rommy.
Meski Rommy adalah anggota Komisi XI DPR bidang keuangan yang tidak ada hubungannya dengan Kementerian Agama, Romi mengaku dapat menerima segala aspirasi di luar komisi yang ia urus. "Selanjutnya baik Bu Khofifah maupun Kiai Asep bertanya ke saya bagaimana nominasi Haris, bahkan di satu kesempatan saya ingat 7 januari 2019 Kyai Asep menelepon saat sedang umroh di Mekkah dan menanyakan nominasi saudara Haris, saya katakan ke kyai ini ada prosedur, kita ikuti dulu ya," jelas Rommy.
"Jadi apakah saudara pernah menyampaikan ke Haris bahwa Menag Lukman akan pasang badan memperjuangkan Haris jadi kakanwil Jatim?" tanya jaksa.
"Tidak pernah," jawab Rommy.