Selasa 25 Jun 2019 09:54 WIB

Gerindra: Belum Ada Tawaran Gabung ke Koalisi

Gerindra masih menaruh asa pada sidang sengketa hasil pilpres.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Prabowo menggugat ke MK.
Foto: Republika
Prabowo menggugat ke MK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerindra menyatakan belum ada tawaran bergabung dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Namun, bila nantinya ada tawaran bergabung, Gerindra akan menghormati tawaran tersebut.

"Sejauh ini belum ada tawaran seperti itu. tawaran itu kan baru disampaikan melalui media, itu biasa," kata Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (24/6).

Baca Juga

Riza menyatakan, Gerindra masih menaruh asa pada sidang sengketa hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Sehingga, pihaknya juga menawarkan partai di koalisi pro Jokowi untuk bergabung, bila Prabowo-Sandi dinyatakan menanf.

"Pasti begitu, Pak Prabowo-Sandi itu orang yang sangat baik, bijaksana, negarawan ingin membangun bangsa negara bersama-sama untuk kepentingan rakyat, demi adil dan makmur," ujar dia.

Sampai saat ini, menurut Riza, Gerindra belum memutuskan sikap politiknya untuk berada di koalisi pro pemerintah maupun oposisi. Pasalnya, Gerindra juga masih menunggu putusan MK. Setelah Putusan MK diumumkan, Partai Gerindra akan melakukan perundingan untuk menentukan posisi politiknya.

Meski demikian, Gerindra juga menghormati bila ada tawaran dari kubu Jokowi - Ma'ruf untuk bergabung. Riza menyatakan, Gerindra mengapresiasi penilaian partai Koalisi Indonesia Kerja yang menyebut Gerindra partai yang gentle.

"Ya kami menghargai menghormati pendapat dari partai partai pendukung pemerintah. kalau dianggap partai Gerindra partai yang baik partai yang gentle, partai yang konsisten, kami hormati dan hargai sikap dan pendapat itu," kata Riza.

Namun demikian, Riza menegaskan, Gerindra belum bisa memutuskan sebelum Putusan MK diumumkan. Keputusan posisi politik Gerindra akan ditentukan melalui mekanisme internal partai. "Kita akan lihat, kita belum putusKan, semuanya ada plus minusnya, kita akan evaluasi 10 tahun kita di oposisi," kata dia.

Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Ma'ruf Amin menyebut Gerindra pantas untuk ditawari bergabung dengan koalisi pemerintah. Tawaran ini lantaran adanya sejumlah partai di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) memandang Gerindra sebagai partai yang terhormat.

"Ada juga yang berpendapat kalau pun partai koalisi di pemerintahan akan datang mau bertambah, Gerindra pantas ditawari," kata Wakil Ketua TKN Arsul Sani di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (24/6).

Arsul menyebut, ada sejumlah alasan adanya pihak TKN memberikan penghormatan tersendiri pada Gerindra. Mereka menilai Gerindra adalah lawan oposisi yang Gentle. Gerindra dianggap tidak mengajak kelompok pendukungnya untuk berlaku anarkis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement