REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi kemunculan titik-titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di empat kabupaten di Provinsi Riau.
Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin (24/6) mengatakan, seluruh titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen yang terdeteksi melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua pukul 16.00 WIB. "Dua titik panas terpantau di Bengkalis dan satu titik menyebar di Siak, Rokan Hilir dan Pelalawan," katanya.
Di Bengkalis, dua titik panas dengan tingkat kepercayaan 50-60 persen terdeteksi di Kecamatan Mandau dan Rupat. Sementara di Pelalawan, titik panas terpantau di Kecamatan Kuala Kampar, kemudian di Rokan Hilir terdeteksi di Bagan Sinembah dan satu titik di Siak terdeteksi di Kecamatan Siak Sri Indrapura.
Ia menjelaskan dari lima titik panas tersebut, satu diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
Satu titik api yang berdasarkan pencitraan satelit berada pada level kepercayaan 100 persen berada di Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mulai mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.
TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Manggala Agni, BMKG, dan berbagai instansi lainnya bersatu padu melawan Karhutla yang melanda sejak awal Januari lalu hingga hari ini.
Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan lebih dari 3.000 hektare lahan di Provinsi Riau terbakar selama 2019. Kebakaran terluas terjadi di wilayah pesisir, seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Meranti, dan Siak. Selain itu, kebakaran juga melanda Kota Pekanbaru, Pelalawan, Rokan Hulu, Kampar, Inhil, Inhu dan Kuansing.