REPUBLIKA.CO.ID, SEKAYU -- Diawali dengan parade defile peserta Pekan Daerah (Peda) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke-13 dari 17 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan, opening ceremony Peda KTNA di Lapangan Gelanggang Remaja Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), berjalan semarak dan meriah, Senin (24/6). Ribuan peserta Peda KTNA ke-13 tampak khidmat dan antusias mengikuti jalannya rangkaian Peda KTNA yang kali ini dipusatkan di bumi Serasan Sekate di bawah kepemimpinan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin.
Tampak hadir pejabat pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Pertanian RI yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI, Dr Ir Fadjry Djufry MSi, Gubernur Sumsel Herman Deru, juga Kepala Daerah dan Ketua DPRD serta perwakilan pejabat Kabupaten/Kota di Sumsel diantaranya Bupati Mura Hendra Gunawan, Bupati Muratara H M Syarif Hidayat, Bupati Lahat Cik Ujang, Wakil Walikota Lubuk Linggau Sulaiman Kohar, Wakil Bupati Banyuasin Slamet Somosentoso, dan Ketua DPRD Banyuasin Irian Setiawan.
Dalam kesempatan opening Peda KTNA ke-13 di Muba tersebut, Bupati Muba Dodi Reza secara resmi me-launching program menggratiskan alat untuk membuka lahan tanpa bakar kepada petani di Kabupaten Muba. "Sebentar lagi kita akan dihadapkan pada musim kemarau, jadi ke depan tidak ada lagi yang membuka lahan dengan cara membakar dengan program bantuan alat buka lahan tanpa bakar ini di Muba akan meminimalisir terjadinya karhutla (kebakaran hutan dan lahan)," ucap Bupati Muba Dodi Reza di sela pembukaan Peda KTNA ke-13.
Dikatakan, bantuan alat buka lahan tanpa bakar ini bersumber dari anggaran dana desa. "Jadi, semua kepala desa diwajibkan untuk menggangarkan dana desa yang dialokasikan untuk pembelian alat buka lahan tanpa bakar," ungkapnya.
Adapun alat buka lahan tanpa bakar yang diberikan yakni di antaranya Mis Blower/spayer, KCP Solo/Spayer, Scincawi, mesin rumput, racun tunggul garlon. "Bertahap, petani-petani di pedesaan Muba akan mendapatkannya dan hari ini secara simbolis kami serahkan ke petani di desa Mangun Jaya," ujar Dodi.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr Ir Fadjry Djufry MSi mengapresiasi pelaksanaan Peda KTNA ke-13 tingkat Provinsi Sumsel yang diselenggarakan di Kabupaten Musi Banyuasin. "Kami apresiasi juga upaya pak Bupati Dodi Reza dalam meminimalisir karhutla serta mengedukasi petani di daerah pelosok dengan memberikan alat buka lahan tanpa bakar secara gratis kepada petani," ujarnya.
Menurut Fadjry, Sumatra Selatan khususnya di Muba sudah memiliki branding komoditi pertanian yang sangat baik serta perhatian dan konsisten Bupati Muba Dodi Reza dalam menyejahterakan petani sudah tidak diragukan lagi. Terlebih, inovasi dan terobosan program-program bupati Muba yang sangat pro kepada petani.
Misalnya saja program peremajaan lahan sawit untuk petani mandiri, inovasi campuran aspal karet yang menyerap puluhan ton karet milik petani, pemberdayaan petani gambir dengan inovasi kain Gambo Muba yang sudah go Internasional, dan yang terbaru inovasi bio diesel pengelolaan inti kelapa sawit menjadi bahan bakar.
"Atas inovasi dan program pro petani ini kami Kementerian Pertanian RI merasa sudah sangat pantas memberikan Pak Bupati Dodi Reza Anugerah Lencana Adi Bakti Tani Nelayan Madya," tegasnya.
Senada dikatakan Gubernur Sumsel Herman Deru. Ia mengatakan, pelaksanaan Peda KTNA Tingkat Provinsi ke-13 sudah sangat pantas dilaksanakan di Muba. Sedangkan Peda KTNA selanjutnya sebagai tuan rumah Kabupaten Muara Enim dan menjadikan Muba sebagai contoh yang sukses sebagai tuan rumah ke-13 ini.
"Ini akan menjadi kebanggaan Sumsel, pelaksanaan KTNA di Muba ini sangat meriah dan menjadi ajang silaturahmi serta diskusi bagi petani se-Sumsel," ujarnya.
Ketua KTNA Pusat Ir Winarno Tohir mengatakan, sebagai lembaga sosial tempat berkumpulnya kontak tani nelayan andalan, KTNA dapat melakukan komunikasi, bertukar arus informasi tentang kemajuan bidang pertanian arti luas khususnya dalam transfer tehnologi.
"Sementara di ajang Peda maupun Penas, KTNA justru memperoleh kesempatan melakukan kontak bisnis dan menimba pengalaman antar daerah dalam mengembangkan komoditas sesuai potensi yang ada di daerah masing-masing," ulasnya.
Ditambahkan, pembangunan pertanian memerlukan masukan dan peran serta nelayan sekaligus dapat mendrong kelangsungan fungsi dan peranan kelembagaan musyawarah petani nelayan. "Kelompok KTNA mempunyai fungsi sebagai wadah musyawarah petani nelayan bermitra dengan pemeritah dalam pembangunan pertanian. Media KTNA dapat menjadi wahana antara petani nelayan dengan pemerintah untuk menyepakati berbagai hal berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian," tuturnya.
Ketua KTNA Sumsel H M Basyir menyebutkan, media KTNA juga membawakan aspirasi petani nelayan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan memberikan saran dalam peningkatan pembangunan pertanian. Di samping itu, juga untuk menyelaraskan pelaksanaan program pemerintah dengan kegiatan petani nelayan melalui hubungan kerja kemitraan antara pemerintah dan petani nelayan.
"Tujuan lainnya mewujudkan kerja sama yang serasi dan seimbang dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan pertanian dan menumbuhkembangkan demokrasi dalam pelaksanaan pembangunan pertanian," ucap dia.