Senin 24 Jun 2019 02:03 WIB

MTI Minta Masyarakat tidak Cibir Kertajati

Perlu solusi agar Bandara Kertajati membantu pariwisata Jawa Barat.

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat
Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono meminta seluruh masyarakat untuk tidak mencibir kebijakan pembangunan Bandara Kertajati. Ia pun mendorong masyarakat untuk membantu mencarikan solusi agar pembangunan Bandara Kertajati membantu pariwisata Jawa Barat.

"Jangan hanya mencaci-maki, tetapi seharusnya cari solusi. Jangan hanya melihat kepentingan Bandung saja karena saya yakin dengan pemindahan penerbangan itu pariwisata Bandung tidak akan mati karena sudah dikenal sebagai kota Pendidikan dan wisata kulinernya," ujar Agus dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Ahad (23/6).

Baca Juga

Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menjelaskan terkait dengan kendala yang dihadapi penumpang pesawat yang harus melalui perjalanan darat cukup jauh menuju Bandara Kertajati, hal tersebut bisa dengan mudah diselesaikan. "Solusinya, diperlukan angkutan shuttle bus yang andal dengan penambahan simpul pemberangkatan ke Bandara Kertajati dari Bandung maupun kota-kota lain di sekitarnya. Dan tidak kalah penting lagi, angkutan itu harus bersubsidi agar masyarakat bisa tertarik menggunakannya,” kata Agus.

Jalan keluar berikutnya, lanjutnya, pemerintah harus mempercepat pembangunan tol Cisumdawu. Karena dengan beroperasinya tol tersebut, waktu tempuh penumpang dari kota-kota di sekitar Bandara Kertajati menjadi lebih cepat.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai Bandara Husein Sastranegara sudah tidak bisa mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas udara di Provinsi Jawa Barat. Dalam catatan Kemenhub, pertumbuhan lalu lintas udara di Jawa Barat sudah tidak terakomodasi oleh Bandara Husein Sastranegara.

Sepanjang 2016-2018, jumlah penumpang tumbuh 6 persen menjadi 3,86 juta pax. Kargo tumbuh 40 persen jadi 19,21 juta kilogram, dan lalu lintas pesawat tumbuh 11 persen jadi 31.865 pergerakan pesawat. Dengan demikian mau tidak mau harus pindah ke Bandara Kertajati.

Pandangan yang sama diutarakan pula oleh Director of Engineering & Operation Angkasa Pura II atau AP II Djoko Murjatmodjo mengatakan Pemerintah Daerah dan masyarakat Jawa Barat tidak akan bisa menikmati manfaat yang lebih besar dari sektor pariwisata jika masih tetap mengandalkan Bandara Husein Sastranegara sebagai pintu masuk wisatawan ke daerahnya.

Dia menegaskan, sesuai instruksi dari Kementerian Perhubungan, AP II tidak akan mengalihkan seluruh penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. Namun hanya akan memindahkan penerbangan domestik bermesin jet saja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement