REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta akan mengoptimalkan peran bank sampah. Bank sampah ini bertujuan untuk meminimalisasi pembuangan limbah ke TPA Cikolotok, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan. Saat ini sampah yang terkumpul baik dari rumah tangga maupun industri mencapai 500 meter kubik per harinya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta, Deden Guntari, mengatakan saat ini Pemkab akan bersinergi dengan para pengelola bank sampah. Harapannya sampah yang nantinya akan dibuang ke TPA Cikolotok itu bisa diminimalisasi. Karena, limbah tersebut akan dikelola oleh bank sampah sehingga tidak akan dibuang ke TPA.
"Bank sampah ini akan menampung seluruh sampah rumah tangga di wilayah tersebut. Sampahnya dipilah-pilah menjadi sampah organik dan anorganik," ujar Deden melalui rilis yang diterima Republika, Kamis (20/6).
Menurut dia, pengelolaan sampah harus dimulai dari bawah (rumah tangga). Ke depan, DLH akan mendorong masyarakat supaya memilah dulu sampah yang akan dibuang. Sampah tersebut harus dipisahkan antara organik dan anorganik.
"Jadi sebelum dibuang sampah tersebut harus dipisahkan dulu, mana yang organik mana yang anorganik," jelas dia.
Sampah yang sudah terkumpul dan terpisah ini ditampung pengelola bank sampah. Kemudian, pengelola akan mengolah sampah yang organik untuk jadi kompos. Untuk sampah anorganik semisal plastik akan didaur ulang kemudian dijual.
Deden menjelaskan selain membantu mengurangi produksi sampah, konsep bank sampah ini juga turut membantu perekonomian warga. Sampah yang dihasilkan akan memiliki nilai manfaat. Dalam hal ini, peran DLH adalah turut membantu pengelola bank sampah. Misalnya, membantu memasarkan produk sampah hasil daur ulang tersebut.
"Bahkan ke depan kami ingin setiap desa atau kelurahan punya bank sampah. Saat ini bank sampah yang sudah aktif baru sebagian kecil. Salah satunya di Perum Panorama Kelurahan Cisereuh," ujarnya.