REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Total 75 warga Kabupaten Serang sejak Rabu (19/6) lalu mengalami keracunan, dengan tanda-tanda pusing, mual dan diare. Dugaan awal hal ini disebabkan oleh ikan Pindang yang dikonsumsi warga dari pedagang keliling di Desa Sangiang, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten.
Jumlah korban terus bertambah, setelah di hari sebelumnya korban keracunan sebanyak 42 orang. "Hari kemarin ada 42 orang yang mengalami keracunan, hari ini bertambah dari Desa Ciwarna sebanyak 33 orang," ucap Kapolsek Mancak AKP Nasir Eming, Kamis (20/6).
Dari semua korban tersebut, menurutnya sebagian besar korban telah berangsur pulih dan meninggalkan Puskesmas Mancak yang dijadikan tempat pemulihan korban. Hanya ada empat orang warga Kampung Pasir Gadung yang saat ini masih dirawat di Puskesmas.
Adapun penyebab kejadian ini menurut Kapolsek belum bisa dipastikan meskipun para korban memiliki keluhan yang sama setelah memakan ikan pindang. Kepastian penyebab keracunan ini baru bisa dilihat setelah ada hasil dari laboratorium.
"Penyebab nya sementara belum bisa kita pastikan, namun pada umumnya korban mengalami diare, pusing, mual, setelah mengkonsumsi ikan pindang pedagang keliling," kata AKP Nasir Eming.
Dirinya mengisahkan, pada hari sebelumnya, Rabu (19/6), sekitar pukul 15.00 wib, beberapa warga datang ke Puskesmas Mancak dengan keluhan diare, pusing dan mual. Namun semakin sore, secara bergantian warga datang silih berganti dengan keluhan yang sama.
"Awalnya ditangani di Puskesmas. Setelah di cek ada banyak warga datang, ahirnya kita koordinasi dengan Tim Dinkes Kabupaten Serang, ahirnya Tim Dinkes Kabupaten Serang yang datang langsung ke Kampung Pasir Gadung," terangnya.
Tenaga medis Puskesmas yang dibantu oleh Polisi dan TNI pun kewalahan. Hingga meminta bantuan tenaga medis dari Dinkes Kabupaten Serang. Petugas Dinkes pun mendirikan posko kesehatan dikampung Pasir Gadung. Sekolah dasar pun disulap menjadi ruang pengobatan.
Warga yang keracunan diperiksa dan segera mengkonsumsi obat dari Dinkes Kabupaten Serang. Setelah merasa lebih baik, barulah mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing. "Sudah merasa ada perbaikan, mereka kembali. Pada umumnya sudah kembali semua," jelasnya.