Kamis 20 Jun 2019 23:45 WIB

Pascabanjir, Warga Tanah Bambu Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Lebih dari sepekan banjir merendam wilayah tersebut.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Peta Kabupaten Tanah Bumbu
Foto: tanahbumbukab.go.id
Peta Kabupaten Tanah Bumbu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, beranjak surut Sabtu (15/6) kemarin. Lebih dari sepekan banjir merendam wilayah tersebut.

Sejumlah warga sempat berada di pengungsian selama banjir terjadi. Kini warga mulai kembali ke rumah mereka. Namun muncul kekhawatiran kesehatan mereka terdampak kondisi tidak higienis selama di pengungsian.

Baca Juga

“Karenanya Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama dengan tim dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) pada Senin (17/6) kemarin, berinisiatif mengadakan layanan kesehatan untuk memastikan kondisi dari kesehatan para warga yang sempat tinggal di pengungsian tetap terjaga,” kata tim ACT Kalimantan Selatan, Retno Sulisetiyani dalam keterangan yang didapat //Republika.co.id, Kamis (20/6).

Tercatat ada 54 warga mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan ini. Retno mengatakan sebagian besar dari warga yang datang untuk memeriksakan diri adalah para lansia.

“Warga yang datang sebagian besar merupakan para lansia dan memang mengeluhkan beberapa penyakit. Penyakit yang kita sudah diidentifikasi di antaranya adalah hipertensi, gatal-gatal, sakit kepala, mual, dan jadi lebih sering merasa ingin buang air kecil,” ujarnya.

Tim medis langsung menangani keluhan warga tersebut dengan memberikan obat-obatan. Selama bencana terjadi, obat-obatan memang tersedia dari puskesmas, namun jumlahnya terbatas.

Pelayanan kesehatan dilakukan di dua desa di kabupaten tersebut. Di antaranya Desa Sungai Rukam dan Desa Anjir Baru. Banjir sudah surut di kedua desa tersebut dan hanya menyisakan 10 rumah terdampak di Desa Sungai Rukam.

Sekretaris Desa Sungai Rukam, Tanwirul Anwar mengapresiasi langkah ACT-MRI yang mendampingi mereka bahkan setelah bencana ini usai. “Terima kasih kepada ACT dan MRI untuk bantuannya kepada kami di Desa Sungai Rukam, terlebih untuk kerja sama tim dengan posyandu kami,” Kata Tanwirul.

Meski masih ada 10 rumah yang terendam di desa tersebut, warga sudah kembali kepada aktivitas normal. Kondisi desa kini mulai relatif aman.

Warga juga sudah tidak ada lagi yang tinggal di pengungsian. Namun menurut Tanwirul, masih tersisa 10 rumah yang terendam banjir ini akibat dari tanggul yang agak rendah.

“Dengan adanya tanggul jadi lebih aman ketika banjir. Tapi perlu lebih tinggi lagi tanggulnya. Karena sekarang ini rendah. Untuk ke depan, tanggul sebagai jalan poros perlu juga kita perkuat lagi, karena belum kokoh. Karenanya sekarang 10 keluarga masih terdampak,” jelas Tanwirul.

Ia menambahkan, ada 600 jiwa yang terdampak banjir di Desa Sungai Rukam dan mayoritasnya adalah petani. Otomatis ketika banjir datang, lahan pertanian mereka total seluas 400 hektare, juga ikut terendam. Akibatnya sudah dapat dipastikan, lahan yang sudah siap panen tersebut kini mesti gagal panen akibat banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement