Kamis 20 Jun 2019 14:38 WIB

Sungai Kota Bandung dalam Kondisi Kritis

Sungai Kota Bandung tak lagi bisa menampung air.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga mengamati longsor disebuah tebing sepadan sungai yang terjadi di RT 5 RW 8 Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Ahad (19/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Warga mengamati longsor disebuah tebing sepadan sungai yang terjadi di RT 5 RW 8 Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Ahad (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir di Kota Bandung menjadi permasalahan utama yang terua dicarikan solusinya. Banjir yang terjadi biasanya kerap diakibatkan meluapnya aliran air di sungai-sungai yang melintas di Kota Bandung.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan kondisi sungai di Kota Bandung sudah tergolong kritis. Hal ini menyebabkan sungai di Kota Bandung tidak lagi bisa menampung aliran air dan menyebabkan banjir.

Baca Juga

"Kalau dalam dunia teknik air itu bahwa sungai itu harus direncanakan siap dengan banjir rencana 20 tahun. Tapi kalau kondisi sekarang kalau hasil kajian master plan itu kita kondisi sekarang hanya bisa menampung banjir dua tahunan. Jadi sebenarnya cukup kritis," kata Didi ditemui di Pendopo Kota Bandung, Rabu (19/6).

Didi menuturkan sungai yang melewati Kota Bandung kondisinya semakin sempit. Banyaknya pemukiman yang dibangun pun menggerus sungai yang harusnya menjadi tempat penampungan air dari hulu ke hilir. Ditambah pendangkalan akibat sedimentasi juga sampah yang dibuang sembarangan.

Menurutnya salah satu banjir terparah yang menjadi sorotan memang di kawasan Bandung Timur. Pada daerah tersebut banyak dilewati aliran sungai yang sewaktu-waktu dapat meluap saat air yang datang dari hulu besar.

Ia mengungkapkan Kota Bandung memang butuh penampungan air. Namun jika dibuat kolam penampungan air dibutuhkan tanah yang sangat luas sesuai dengan tampungan yang ideal. Ini menjadi kendala tersendiri bagi Kota Bandung yang sudah sedemikian padat.

Dia mengatakan pemerintah daerah harus mencari alternatif lainnya untuk menjadi solusi penanganan banjir. Pemkot Bandung sendiri sudah mencoba berbagai proyek infrastruktur untuk menanggulangi banjir.  Mulai dari pelebaran drainase hingga kolam retensi.

Tahun ini, ia menyebutkan DPU mencari alternatif lainnya yang lebih mudah dan murah dilakukan. Pihaknya memperbanyak pembuatan drum pori yang dinilainya dapat berdampak pada penyerapan air untyk mengantisipasi banjir.

"Ruangnya sangat sempit untuk diperbesar (sungai). Makanya yang paling memungkinkan ya drum pori, selain itu drum pori lebih sustain (berkelanjutan). Karena kalau kemarau bisa jadi cadangan air," tuturnya.

Selain itu, tambahnya, Pemkot Bandung juga berbenah di daerah hulu untuk mengantisipasi banjir. Pemkot sedang menggalakan untuk membangun kolam penampungan air di wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU). Saat ini tengah dibangun taman rawa atay wetland untuk menahan air di bagian hulu sehingga aliran air tidak langsung turun ke bawah dan membuat banjir saat sedang deras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement