Kamis 20 Jun 2019 12:57 WIB

Penumpang Kapal Angkutan Laut Lebaran Naik 9,91 Persen

Pergerakan penumpang terbesar terjadi di Pulau Sumatra, perbatasan dengan Malaysia.

Menjelang berakhirnya Posko Angkutan Laut Lebaran 1440 H/2019 yang jatuh padaSabtu (22/6) pukul 08.00 WIB atau H+15,  Ditjen Perhubungan Laut mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 9.91 persen dibandingkan jumlah penumpang di tahun 2018.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Menjelang berakhirnya Posko Angkutan Laut Lebaran 1440 H/2019 yang jatuh padaSabtu (22/6) pukul 08.00 WIB atau H+15, Ditjen Perhubungan Laut mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 9.91 persen dibandingkan jumlah penumpang di tahun 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang berakhirnya Posko Angkutan Laut Lebaran 1440 H/2019 yang jatuh padaSabtu (22/6) pukul 08.00 WIB atau H+15,  Ditjen Perhubungan Laut mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 9.91 persen dibandingkan jumlah penumpang di tahun 2018.

"Hingga hari ini atau H+13, posko angkutan laut Lebaran 2019 mencatat jumlah penumpang sebanyak 1.835.074 orang naik sebesar 9.91 persen dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar 1.680.264 orang," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Wisnu Handoko, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/6) di Jakarta.

Padahal, pihaknya semula memprediksi kenaikan jumlah penumpang untuk angkutan laut Lebaran tahun 2019 hanya sebesar 4.8 persen untuk 51 pelabuhan pantau. Namun kenyataannya kenaikan jumlah penumpang itu melebihi target semula.

Pelabuhan Batam masih menjadi pelabuhan dengan jumlah penumpang tertinggi selama masa pemantauan angkutan laut Lebaran," ungkapnya.  Di pelabuhan ini jumlah penumpang sebanyak 246.062 orang yang disusul oleh pelabuhan Tanjung Balai Karimun (226.056 orang), Tanjung Pinang (125.953 orang), Tanjung Buton (86.948 orang) dan Ternate (86.706 orang).

Menurut Wisnu, pergerakan penumpang paling besar terjadi di Pulau Sumatra, terutama perbatasan dengan Malaysia. Hal ini, karena banyak Warga Negara Indonesia yang bekerja di sana.

Juga di Ternate, karena mayoritas banyak muslim dan pendatang dari Makassar, sehingga mereka pulang ke selatan. Yang signifikan juga terjadi di Sorong, banyak pekerja asal dari Jawa, Makassar, sehingga juga menimbulkan lonjakan penumpang cukup tinggi.

"Secara umum, mudik dengan angkutan laut di 2019 ini berjalan dengan aman, selamat, tertib, dan nyaman bila dibandingkan dengan tahun lalu. Angka kecelakaan menurun dan lonjakan penumpang di beberapa titik bisa diatasi," ujar Wisnu.

Hal tersebut juga telah disampaikan dalam forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) bertajuk "Evaluasi Mudik 2019" di kantor Staf Kepresidenan (KSP), Gedung Bina Graha, Sekretariat Negara Jakarta kemarin (19/6). Ditjen Perhubungan Laut mencatat jumlah armada yang melayani angkutan laut Lebaran 2019 sebanyak 1.290 armada kapal yang terdiri kapal PT. Pelni sebanyak 26 unit, kapal perintis 113 unit dan kapal swasta 1.149 unit dengan kapasitas angkut sebanyak 3.4 Juta penumpang.

Dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun ini yang mencapai sekitar 1,8 juta, maka kapasitas itu masih cukup. Hanya masalahnya bagaimana mengatur agar kapal-kapal yang ada bisa disiapkan untuk mendukung pelabuhan yang penumpangnya banyak. "Tentunya hal ini harus dilakukan dengan persiapan dan koordinasi yang lebih dini dan lebih baik," ucap Wisnu.

Selain itu, Wisnu juga menerangkan bahwa program mudik gratis sepeda motor dengan kapal laut tahun 2019 berjalan dengan baik dan mendapatkan respons positif dari masyarakat. Ini terbukti dengan banyaknya jumlah motor dan jumlah penumpang yang terangkut dengan kapal mudik gratis tersebut baik arus mudik maupun arus balik.

"Program mudik gratis sepeda motor dengan kapal laut di tahun 2019 mencatat jumlah motor dan penumpang yang diangkut mencapai lebih dari 86 persen dari total kuota yang diberikan Pemerintah. Hal ini menunjukan tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat yang semakin tinggi terhadap aspek keselamatan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement