Rabu 19 Jun 2019 18:38 WIB

Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Canangkan Ekosistem Halal

Saat ini kebutuhan akan sertifikasi halal semakin meningkat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Deklarasi ekosistem halal di auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
Foto: Dokumen.
Deklarasi ekosistem halal di auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Halal bakal menjadi budaya bagi warga serta lingkungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Semarang, Jawa Tengah. Ini ditandai dengan dideklarasikannya ekosistem halal bagi unit, badan, serta lembaga yang berada dalam lingkup yayasan tersebut.

Deklarasi ekosistem halal ini dilaksanakan oleh keluarga besar YBWSA bersamaan dengan acara halalbihalal, yang dilaksanakan di auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), kompleks kampus Kaligawe, Kota Semarang, Selasa (18/6).

Ketua Umum (Ketum) YBWSA, Hasan Toha Putra menyampaikan, deklarasi ekosistem halal di lingkungan yayasannya merupakan sebuah ihtiar untuk senantiasa mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, dengan mengajak seluruh pegawai yayasan melakukan empat hal.

Yang pertama, mengonsumsi dan menggunakan produk-produk yang jelas kehalalan dan thayyibannya. Kedua, menjauhkan diri dari berbagai produk yang haram maupun produk syubhat.

Ketiga, memperkuat ekonomi umat dengan mengutamakan membeli, mengonsumsi, dan menggunakan produk- produk milik umat Islam demi terwujudnya dakwah Islam di bidang ekonomi.

“Yang keempat, bertransaksi dan bermuamalah sesuai syariah Islam serta menghindari transaksi yang mengandung riba serta prosedur- prosedur yang diharamkan Allah SWT,” jelas Hasan Toha Putra.

Narasumber dalam deklarasi ini, drg Suryono sangat mendukung penuh deklarasi ekosistem halal tersebut. Ia bahkan berharap ini bisa menjadi momentum yang tepat secara institusional dalam melakukan usaha secara berjamaah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas keimanan kepada Allah SWT.

Ia juga mengungkapkan, saat ini kebutuhan akan sertifikasi halal semakin meningkat dan yang lebih banyak membutuhkan sertifikasi halal, baik makanan, farmasi, maupun produk pakaian, lebih banyak dibutuhkan oleh negara-negara Eropa dan Asia Timur seperti China, Korea, Jepang, dan lainnya.

Hal ini seharusnya menjadi spirit (penyemangat) bagi umat Islam di Indonesia untuk menjadi lini terdepan dalam meningkatkan kepedulian dan pentingnya konsumsi serta penggunaan makanan atau barang yang mengedepankan kehalalan dan thayyiban.

“Bahkan sangat terbuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi leader dalam sertifikasi halal mengingat bangsa Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam,” tegas ketua Halal Center Unissula tersebut.

Sementara itu, hadir dalam halal bihalal tersebut antara lain mantan Ggbernur Jateng dan juga Pembina Yayasan Ali Mufidz, Rektor Unissula Ir Prabowo Setiyawan, Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung dr Masyhudi, serta ribuan pegawai yayasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement