Selasa 18 Jun 2019 20:37 WIB

Kader Demokrat NTB Sesalkan Isu KLB

Wacana KLB justru kontradiktif dengan semangat dan keinginan Demokrat.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ratna Puspita
Bendera Partai Demokrat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bendera Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kader Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat (NTB) Zakiy Mubarok menilai wacana Kongres Luar Biasa (KLB) yang digulirkan Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD) tidak produktif. Zakiy menyampaikan wacana KLB justru kontradiktif dengan semangat dan keinginan untuk makin mengukuhkan Partai Demokrat sebagai partai politik yang diperhitungkan dalam konstelasi politik nasional.

Menurut Zakiy, Pemilu 2019 adalah era politik transisional yang akan mengantarkan bangsa Indonesia pada era kepemimpinan baru pada 2024. Hal itu ditandai dengan banyaknya figur-figur muda yang diproyeksikan akan bertarung dalam kompetisi memperebutkan posisi kepemimpinan nasional. 

Baca Juga

Zakiy beranggapan masa 2019 hingga 2024 bukan rentang waktu yang panjang. Karena itu, energi politik yang ada saat ini jauh lebih produktif jika dikonsentrasikan dan dikonstruksikan untuk kepentingan menjemput era kepemimpinan 2024.

"Saat ini Partai Demokrat telah memiliki AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai ikon politik yang sangat layak untuk di proyeksikan merebut kepemimpinan nasional pada 2024," kata Zakiy kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Selasa (18/6).

Mantan direktur eksekutif daerah DPD Partai Demokrat NTB itu mengatakan mempersoalkan perolehan suara hanya akan berhadapan dengan fakta ketika seluruh kader berjuang di lapangan memperebutkan hati rakyat pada Pemilu 2019. "Mestinya, GMPPD yang berisi tokoh-tokoh senior partai lebih menekankan pada proses pembelajaran politik yang baik, cerdas, dan santun, pada seluruh kader, khususnya pascapemilu 2019," ujar Zakiy.

Zakiy juga menyesalkan dan menyayangkan wacana KLB dihadirkan saat keluarga besar Partai Demokrat tengah berada dalam suasana duka setelah wafatnya Ibu Ani Yudhoyono. "Dalam suasana duka itu seharusnya menghadirkan rasa keprihatinan jauh lebih mulia nilainya. Sejatinya semua pihak bisa menahan diri untuk bergenit ria melempar wacana ke publik, terlebih hal itu berkaitan dengan soal-soal internal partai," ucap Zakiy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement