Selasa 18 Jun 2019 16:42 WIB

Jalanan Ditutup, Khofifah Jalan Kaki Menuju Istana

Mobil Khofifah tak dapat masuk ke Istana Kepresidenan karena ditutup kawat berduri.

Gubernur Jawa Timur - Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur Jawa Timur - Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, Penutupan sejumlah ruas jalan di sekitar Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/6) membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa berjalan kaki untuk bertemu Presiden Joko Widodo. "Oh iya dari Sriwijaya Hotel. Aku ini tukang jalan kaki, naik gunung, jadi biasa aja," kata Kofifah kepada wartawan usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta.

Ia mengaku tidak masalah berjalan dan berlari termasuk masalah pernafasannya. "Insya Allah aman. Aku ini tukang jalan," tegas mantan Menteri Sosial itu.

Baca Juga

Ia menyebutkan mobil yang ditumpanginya tidak dapat masuk ke Istana Kepresidenan Jakarta karena ditutup dengan kawat berduri. Petugas keamanan memberlakukan rekayasa lalu lintas untuk mengamankan sidang Mahkamah Konstitusi dengan agenda gugatan sengketa hasil Pemilu 2019.

Rekayasa lalu lintas itu termasuk dengan menutup sejumlah ruas jalan di sekitar Gedung MK dan Istana Kepresidenan Jakarta. Sementara mengenai materi yang dibahas dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Khofifah mengatakan, ia melaporkan sejumlah Rancangan Perpres terkait Jawa Timur yang sudah dibahas di Kemenko Perekonomian.

"Kami melaporkan ada dua Rancangan Perpres yang memang sudah dibahas di Menko Perekonomian, kami ingin mendapatkan pengarahan dari Presiden setelah dibahas di Menko Perekonomian," katanya.

Rancangan Perpres itu antara lain tentang Gerbang Kertasusila yang berisi pengembangan wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan. "Kita membutuhkan konektivitas dari sisi transportasi. Di Jakarta sudah ada tiga ring sekarang mau bangun empat ring dan ada MRT," katanya.

Ia menyebutkan di kawasan Gerbang Kertasusila belum ada ring untuk menghubungkan kawasan penting itu. "Kita bisa bayangkan dalam waktu singkat kawasan ini akan menjadi megapolitan, dalam radius 100 km bagaimana padatnya transportasi umum yang menyebabkan biaya mahal termasuk barang dan jasa," katanya.

Karena itu menurut dia, perlu penguatan dengan menghubungkan kawasan Gerbang Kertasusila termasuk pelabuhan lautnya di Tanjung Perak, Lamongan dan di Probolinggo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement