Selasa 18 Jun 2019 15:15 WIB

Mewujudkan Mimpi Masa Lalu Malioboro

Maliboro ditargetkan akan bebas kendaraan bermotor

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Karta Raharja Ucu
Uji Coba Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor. Kondisi Jalan Malioboro saat uji coba bebas kendaraan bermotor, Yogyakarta, Selasa (18/6/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Uji Coba Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor. Kondisi Jalan Malioboro saat uji coba bebas kendaraan bermotor, Yogyakarta, Selasa (18/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Malioboro pernah dilanda kepadatan luar biasa 5-10 tahun lalu. Hal itulah yang menjadi motivasi utama mimpi kala itu untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian.

Pengkajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terhadap pengaturan Kawasan Malioboro yang dilakukan sejak Juli 2002 bisa dibilang jadi awalnya. Kala itu, masih mimpi siang bolong.

Pasalnya, dulu hampir tidak ada yang mau Malioboro berubah. Tidak pedagang, tidak wisatawan, tidak pula masyarakat yang biasa mencari sesuap nasi di sekitaran Malioboro.

Pada 2013, Kepala Bappeda DIY kala itu, Tavip Agus Rayanto, mulai berani mengemukakan mimpi tersebut. Diperkirakan, aplikasinya baru bisa terlaksana sekitar lima tahun mendatang atau 2018. Walaupun, rencananya penataan diserahkan sepenuhnya ke swasta.

photo
Uji Coba Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor. Kondisi Jalan Malioboro saat uji coba bebas kendaraan bermotor, Yogyakarta, Selasa (18/6/2019).

Bahkan, dulu sempat ada opsi tambahan membangun parkir bawah tanah di sekitaran Malioboro. Ternyata, walau meleset satu tahun, mimpi itu sudah begitu lantang diucapkan Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo, pada akhir semester pertama 2019. Walaupun, baru untuk tahap uji coba.

Di sela-sela pantauan hari pertama uji coba Malioboro bebas ranmor, Sigit semakin percaya diri mengucap mimpi tersebut. Ia menegaskan, semi pedestrian mutlak jadi konsep masa depan Malioboro.

"Ke depannya, Malioboro menjadi semi pedestrian bebas kendaraan, konsep jangka panjangnya total bebas kendaraan," kata Sigit, Selasa (18/6).

Demi memudahkan aplikasinya, Malioboro bebas kendaraan bermotor dilaksanakan berbarengan dengan Reresik Malioboro. Itu jadi program yang telah lebih dulu sukses dilaksanakan Pemkot Yogyakarta.

Seperti bebas ranmor, Malioboro bebas pedagang kaki lima awalnya mendapat tentangan begitu banyak pihak. Walau sudah mengusung latar belakang lingkungan, tetap ada saja penolaknya.

Tapi, masyarakat sekitar Malioboro mulai terbiasa. Walaupun, tidak perlu pula dipungkiri pendapat lain yang menyebut menghilangkan PKL sama seperti menghilangkan nyawa Malioboro itu sendiri.

Namun, Wali Kota Haryadi Suyuti dan Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi, tampak kekeuh wujudkan mimpi masa lalu atas Malioboro tersebut. Yaitu, menjadikan Mailoboro sebagai kawasan semi pedestrian.

photo
Uji Coba Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor. Kondisi Jalan Malioboro saat uji coba bebas kendaraan bermotor, Yogyakarta, Selasa (18/6/2019).
Artinya, 18 Juni 2018, memang menjadi hari bersejarah. Sebab, tidak cuma bebas pedagang kaki lima, hari ini Malioboro bebas kendaraan bermotor. Hal yang menjadi mimpi siang bolong beberapa tahun lalu.

"Setiap Seloso Wage kita akan uji mencoba penutupan ini, tapi tidak menutup kemungkinan ke depannya tidak di Seloso Wage, tapi di hari-hari tertentu, Sabtu atau Ahad akan kita tutup," ujar Sigit.

Malioboro bebas kendaraan bermotor sendiri resmi dilaksanakan pada Selasa (18/6) pagi. Mulai 06.00-21.00, kendaraan bermotor kecuali Transjogja dan kendaraan-kendaraan layanan publik dilarang melintas.

Meski begitu, pelaksanaannya memang tidak saklek atau tidak bisa ditawar. Sebab, jika kendaraan di jalan-jalan menutul Jalan Malioboro terlalu menumpuk, Malioboro akan dibuka sejenak lalu ditutup lagi.

Selain itu, kendaraan bermotor sebenarnya masih bisa melintasi Jalan Malioboro jika melewati Jalan Sosrowijayan. Tapi, akan diarahkan lagi ke luar melalui Jalan Perwakilan atau Jalan Dagen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement