Selasa 18 Jun 2019 09:25 WIB

Ketika Mudik Udara Kembali Jadi Barang Mahal

Kenaikan tiket pesawat menyebabkan penumpang berkurang 20 persen di Bandara Minang.

Petugas bandara memandu pesawat udara setelah mendarati di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Kamis (24/1/2019).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Pemudik mulai padati Bandara Internasional Minangkabau, Kamis (30/5).

Bus AKAP

Berbeda dengan perusahaan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Pada saat mudik Lebaran 2019 justru mereka mendapat berkah dari kenaikan harga tiket pesawat yang tinggi.

Perusahaan bus, Naikilah Perusahaan Minang (NPM) misalnya kembali menggeliat menjelang Lebaran tiba. Sejak mudik Lebaran 2019, perusahaan itu memberangkatkan 10 bus per hari untuk rute Padang-Jakarta .

"Sampai 17 Juni 2019 kami memberangkatkan 10 bus per hari, lima dari Padang dan sisanya dari kabupaten kota di Sumatra Barat untuk tujuan Jakarta," kata Kepala Staf perusahaan bus PO NPM Perwakilan Padang, Heru Wanda.

Menurut dia, sejak harga tiket pesawat mahal perusahaan bus kembali menggeliat karena banyak masyarakat yang beralih menggunakan jalur darat untuk pulang ke kampung halaman. Jika dulu saat tiket pesawat masih murah, hanya dua sampai tiga bus per hari. Bahkan dibandingkan dengan masa mudik tahun sebelumnya, kata dia, juga terjadi peningkatan karena pada 2018 NPM hanya memberangkatkan enam hingga delapan unit bus dalam sehari.

Untuk rute Padang-Jakarta saat ini penumpang dikenakan ongkos untuk armada AC Rp 650 ribu dari harga normal Rp 450 ribu per orang. Satu bus bisa mengangkut 41 penumpang dengan lama perjalanan sekitar 36 jam.

Salah seorang perantau asal Padang yang hendak kembali ke Jakarta, Sandra, mengaku memilih naik bus karena ongkosnya lebih terjangkau. "Kalau naik pesawat sekarang harga tiket mencapai Rp 1,6 juta, naik bus cukup Rp 650 ribu," ujarnya.

Kendati di jalan lebih lama, Sandra mengaku bisa menikmati perjalanan karena ada banyak pemandangan menarik serta persinggahan yang bisa menjadi pengalaman baru.

photo
Sejumlah calon penumpang antre menaiki bus tujuan Jakarta, di Pool NPM Padang, Sumatra Barat, Selasa (11/6/2019).

Bandara Minangkabau

Pada musim mudik Lebaran 2019 PT Angkasa Pura II mencatat arus mudik dan balik di Bandara Internasional Minangkabau mengalami penurunan sebesar 33 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018. "Penurunan ini cukup signifikan karena pada tahun lalu jumlah penumpang per hari tertinggi bisa mencapai 17 ribu, sekarang paling banyak hanya 13 ribu," kata Executive General Manajer PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Dwi Ananda Wicaksana.

Ia menyebutkan total penumpang yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau pada H-7 hingga H+7 29 Mei hingga 13 Juni 2019 mencapai 88.899 orang yang diangkut 609 penumpang. Pada 2018, jumlah penumpang yang tiba mencapai 131.031 orang diangkut 742 penerbangan.

"Puncak arus mudik terjadi pada H-4 dengan jumlah kedatangan 7.389 orang," kata dia.

Sebaliknya, total penumpang yang diberangkatkan dari Bandara Internasional Minangkabau sepanjang H-7 hingga H+7 berjumlah 66.918 orang dengan menggunakan 607 penerbangan. Sedangkan pada 2018 jumlah penumpang yang diberangkatkan mencapai 101.320 ribu orang dengan 741 penerbangan.

Tidak hanya itu, untuk penerbangan tambahan juga terbilang sedikit karena hanya ada delapan pesawat atau 16 penerbangan. Dwi menyampaikan, sejak Januari penerbangan reguler banyak yang dibatalkan di Bandara Internasional Minangkabau dan pada musim mudik semuanya terbang dengan kapasitas cukup penuh.

Menurut dia, beberapa maskapai juga ada yang memilih menggunakan pesawat berbadan besar ketimbang menambah jadwal penerbangan. Dwi berharap arus mudik masih terus terjadi di Bandara Internasional Minangkabau minimal hingga tiga pekan ke depan.

Sumatra Barat, kata dia, cukup spesial pada musim arus mudik dan balik Lebaran, karena arus mudik dan balik terjadi hingga sebulan berdasarkan pengalaman tahun lalu. "Kami berharap ini terus bertahan. Apalagi harga tiket pesawat mulai turun sehingga diharapkan bisa menutupi sepi penumpang di Bandara Internasional Minangkabau yang terjadi sejak awal tahun," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement