REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Umum PP Muhammadiyah mengikuti acara halalbihalal di Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam kesempatan ini, Haedar Nashir memberi pesan khusus.
Bagi dia, spirit pencerahan tak lepas dari konteks bulan suci Ramadhan yang belum lama berlalu. Melalui Ramadhan, kehidupan seorang Muslim hendaknya semakin baik.
Haedar menilai, puasa dapat membongkar seluruh kemapanan di dalam diri. Tujuannya tidak lain untuk muhasabah. Adapun bagi hubungan sosial, orang-orang yang berpuasa dapat menumbuhkan karakteristik takwa.
"Setelah puasa, kita terus melakukan kapitalisasi diri untuk semakin bertakwa," kata Haedar Nashir di Hall Baroroh Kampus Unisa, Senin (17/6).
Dia menekankan, momen puasa yang telah lewat harus menjadi penggerak transformasi kehidupan, yakni dari yang biasa menjadi luar biasa. Itu pula yang senantiasa dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Puasa tidak hanya bisa menahan diri dari makan dan minum, tapi juga memurnikan jiwa, pikiran dan tindakan. "Dari situ, tinggal diaktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari," ujar Haedar.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini berpesan agar kampus ini dapat menggali sejarah besar Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Di antaranya, mengembangkan ekosistem perguruan tinggi dunia Islam. Menurut Siti, Muhammadiyah dan Aisyiyah hingga kini terus berada dalam jalur yang benar (on the right track).
"Sudah on the right track memperjuangkan dan ingin berkiprah, bagaimana perempuan membawa dunia menjadi dunia yang berkemajuan dan mencerahkan," kata Noor.