Senin 17 Jun 2019 07:48 WIB

Antisipasi Banjir, Bandung Perbanyak Drum Pori

Drum pori sedang dimasifkan di dua DAS yakni DAS Citepus dan DAS Cinambo.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Banjir
Foto: MGIT3
Ilustrasi Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung  memperbanyak membuat drum pori di lahan-lahan pemukiman. Drum pori ini berfungsi untuk mengantisipasi banjir saat ada luapan atau genangan air.

Kepala DPU Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan drum pori merupakan alat yang digunakan untuk menampung air. Drum ini ditanam di dalam tanah yang diberi lubang di atas dan sisi sampingnya.

Baca Juga

"Banjir itu terjadu kan kalau air berjalan di muka bumi, kalau ada resapan maka nggak banjir. Dengan drum pori jadi air lebih banyak diresap ke dalam tanah," kata Didi saat dihubungi, Ahad (16/6).

Didi menuturkan alat sederhana ini dibuat menggunakan drum yang biasa digunakan untuk menampung air. Drum akan ditanam di tanah. Sementara bagian atasnya ditutup menggunakan beton yang diberi lubang untuk menyerap air. 

Menurutnya genangan air yang ada di atas akan masuk ke dalam drum yang akan mengalir ke tanah. Tak hanya diresap saja, air bahkan bisa dipanen nantinya saat musim kemarau.

"Jadi saat musim hujan air masuk meresap ke dalam. Saat musim kemarau airnya bisa digunakam sesuai arahan pak wali yang mencanangkan gerakan Kota Bandung memanen air hujan," ujarnya.

Ia menyebutkan saat ini drum pori sedang dimasifkan di dua daerah aliran sungai, yakni DAS Citepus dan DAS Cinambo. Kedua DAS ini kerap tergenang air terutama saat musim hujan karena kurangnya resapan air.

"Kita harapkan sampai Agustus ada 6 RW yang bisa kita tangani. Masing-masing RW 50 titik drum pori," ucapnya.

Ia berharap metode ini juga bisa diaplikasikan oleh warga dan aparat kewilayahan. Karena membuatnya cukup mudah dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Namun manfaat besarnya bisa dirasakan apalagi jika ini semakin masif di seluruh wilayah Kota Bandung.

Ia menyebutkan untuk membuat satu drum pori jika menggunakan drum berbahan beton baru yakni sekitar Rp 3 juta perbuahnya. Namun warga juga bisa menggunakan drum yang biasa dipakai menampung air dengan perkiraan pemasangan Rp 600 ribuan jika drumnya baru. Biaya akan lebih murah jika menggunakam drum bekas tidak terpakai.

Ia menambahkan saat ini sudah ada 50 drum pori yang dipasang di RW 7 Kelurahan Pasir Endah. Dalam waktu dekat pihaknya akan mencari lagi titik yang akan dipasang drum pori di kawasan Mandalajati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement