Ahad 16 Jun 2019 16:00 WIB

Emil akan Jadikan Pariwisata Air Sebagai Unggulan

Jalur hidrologi punya nilai tambah karena tak hanya dipakai sebagai sumber air baku.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Endro Yuwanto
Suasana Waduk Jatiluhur, tepatnya di sekitaran morning glory (sumur pelimpas).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Suasana Waduk Jatiluhur, tepatnya di sekitaran morning glory (sumur pelimpas).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melihat wilayahnya memiliki potensi hidrologi terbesar di Indonesia karena berlimpah sungai, danau, waduk, dan irigasi. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, untuk menggali potensi tersebut, Pemprov Jawa Barat bersama Perum Jasa Tirta (PJT) II bersepakat untuk mengembangkan sektor pariwisata air sebagai unggulan.

Dengan begitu, jalur hidrologi punya nilai tambah karena tak hanya digunakan sebagai sumber air baku dan pertanian. "Yang sama sekali jarang disentuh adalah pariwisata air. Hari ini pariwisata air ini akan menjadi unggulan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan akhir pekan ini.

Emil menilai, jika hal tersebut dikembangkan secara serius, potensi wisata air di Jawa Barat bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi. Apalagi, potensi itu dikelola dan ditata dengan baik. "Keuntungannya, bisa meningkatkan nilai tambah ekonomi kepada Jasa Tirta-nya dan bisa meningkatkan kembali ekonomi warga lokal karena mayoritas pasti akan dikelola warga lokal, tapi lebih tertata," jelasnya.

Emil mengatakan, salah satu lokasi yang akan disentuh adalah Waduk Jatiluhur. Lokasi ini punya keindahan alam dan merupakan infrastruktur strategis apabila dikembangkan menjadi daerah wisata. Bahkan pada Juli mendatang akan digelar Festival Paddle Board.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U Saefudin Nur menyatakan bahwa sektor lain yang bisa dilibatkan untuk wisata Jatiluhur ada pelaku UMKM setempat. "Jika pengembangan sektor wisata air tersebut terwujud, maka akan memberikan manfaat lain seperti meningkatkan fungsi sosial hingga fungsi konservasi atau penataan lingkungan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement