REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi tengah gencar mendorong gerakan Puskesmas menjadi 'mal orang sehat'. Puskesmas didorong mengubah paradigma pengelolaan kesehatan dari sakit menuju sehat.
”Puskesmas harus menjadi mal orang sehat. Jadi orang ke Puskesmas bukan hanya saat sakit, tapi juga ketika sehat agar terus sehat,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melalui pesan resmi yang diterima Republika, Jumat (14/6)..
Menurut Anas, selama ini pengelolaan kesehatan masih berhubungan dengan paradigma sakit. Hal itu terlihat pada kebiasaan warga yang baru ke fasilitas layanan kesehatan hanya saat sakit. Banyak anggaran tertuju ke pelayanan rujukan yang berorientasi ke pengobatan bukan pencegahan.
Anas berpendapat anggaran ke pelayanan rujukan adalah hal penting, seperti fasilitas di rumah sakit. Banyuwangi juga telah meningkatkan tipe rumah sakit daerahnya ke tipe B dengan alat yang terus dilengkapi. Namun yang tidak kalah penting justru perihal pencegahan dan promosi kesehatan.
"Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” ujar Anas. Ia mengungkapkan saat ini penyebab kematian terbesar adalah penyakit tidak menular. Antara lain penyakit darah tinggi, strok, dan jantung. Mayoritas semua penyakit itu berawal dari pola hidup tidak sehat.
Menilik kondisi tersebut, Pemkab Banyuwangi menyiapkan penghargaan khusus bagi Puskesmas yang berinovasi menarik orang sehat datang ke Puskesmas. Tidak hanya untuk konsultasi gizi, tumbuh kembang anak, kesehatan remaja, kesehatan jiwa, tapi juga sanitasi dan sebagainya.
Kepala Puskesmas Jajag Banyuwangi, Yos Hermawan, mengatakan rata-rata warga yang datang berkonsultasi terkait kesehatan lingkungan. Pihaknya juga mengklaim selalu proaktif dalam menjalankan tugas. "Misalnya, ada pengantar orang sakit yang kita cermati kok dia itu kelebihan berat badan, maka kami tawarkan konsultasi gizi sekaligus kami cek kondisi gula darah,” jelas Yos.