REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan garbarata untuk penumpang naik ke kapal di Pelabuhan Tanjung Priok akan dioperasikan mulai pertengahan Juli 2019. Pembangunannya serta fasilitas pendamping saat ini mencapai 90 persen.
"Sudah ada satu garbarata yang baru diluncurkan, tetapi eskalator belum jalan. Bisa dinaiki penumpang nanti Juli," ujar Kepala Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok Didi Achmad Supriadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/6).
Dengan adanya fasilitas garbarata, nantinya penumpang dapat naik dan turun kapal sama seperti ketika naik pesawat tanpa perlu menggunakan tangga lagi. Penumpang cukup masuk ke sebuah lorong penghubung antara gedung ruang tunggu ke kapal.
Selain itu, dengan dioperasikannya garbarata, penumpang diharapkan lebih tertib karena dibatasi hanya dapat membawa barang bawaan maksimal hingga 40 kilogram, selebihnya dimasukkan melalui akses yang berbeda. "Jadi nanti kalau barangnya lebih dari 40 kilogram atau ukuran besar membayar kelebihannya. Sekarang kan masih satu alur, nanti sistemnya barang pisah dengan orangnya," kata Didi.
Untuk arus mudik dan balik, khususnya program mudik gratis yang digelar oleh Kementerian Perhubungan, dikatakannya terdapat penurunan dibanding tahun sebelumnya, yakni pada 2019 hanya sebanyak empat kapal yang dimanfaatkan pemudik, sementara pada 2018 hingga 15 kapal.
Sebanyak 6.526 penumpang yang mengikuti mudik gratis tercatat meninggalkan Jakarta melalui Pelabuhan Tanjung Priok dari 30 Mei hingga 3 Juni 2019, sementara pemudik yang kembali dari 9-13 Juni 2019 sebanyak 5.762 orang.
"Mungkin ada yang masih ingin lama-lama di kampung, jadi tidak ikut mudik gratis lagi saat balik Jakarta," ujar dia.
Dia menyebut arus mudik dan balik Lebaran 2019 di Pelabuhan Tanjung Priok aman dan cukup tertib. Didi mengatakan tidak menerima laporan adanya korban kejahatan.