Senin 10 Jun 2019 22:31 WIB

Banjir Rendam 69 Desa di Konawe

Ke 69 desa tersebut tersebar pada 17 kecamatan yang ada di Konawe.

Personel Basarnas Kendari mengevakuasi korban banjir bandang di wilayah terisolir yang terjebak di atap rumahnya di Desa Tanggawuna, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/6/2019).
Foto: Antara/HumasSAR
Personel Basarnas Kendari mengevakuasi korban banjir bandang di wilayah terisolir yang terjebak di atap rumahnya di Desa Tanggawuna, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan daerah itu banjir. Sedikitnya ada 69 desa di daerah itu terendam.

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara melalui Kepala Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe, Rodi, dari Unaaha, Senin (10/6)  mengatakan 69 desa tersebut tersebar pada 17 kecamatan yang ada di Konawe.

Baca Juga

"Ke-69 desa, tersebar di 17 kecamatan, di antaranya Kecamatan Abuki, Anggaberi, Tongauna, Pondidaha, Amonggedo, Tongauna Utara, Konawe, Wonggeduku, Wonggeduku Barat, Sampara, Bondoala, Morosi, Unaaha," katanya.

Dampak dari banjir tersebut yakni terputusnya Jembatan Ameroro. Terputusnya jembatan ini juga memutuskan akses dari ibu kota Konawe, Unaaha, menuju arah Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur. "Bahkan, di Desa Ameroro terdapat dua unit rumah yang hanyut terseret arus banjir," katanya.

Saat ini, Rodi mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait seperti Basarnas masih melakukan proses evakuasi terhadap warga mencari tempat pengungsian yang aman dari banjir. "Kami belum bisa mengetahui pasti berapa rumah yang terdampak atau terendam akibat banjir yang merendam puluhan desa tersebut, karena masih fokus melakukan evakuasi terhadap warga yang tidak memungkinkan untuk bertahan di rumahnya," katanya.

Namun, Rodi menyebut, jumlah kepala keluarga yang terdampak dari bencana banjir itu mencapai angka 2.000 orang. Sedangkan jumlah warga yang sudah mengungsi saat ini mencapai 1.000 orang.

"Kami sudah mendirikan tenda-tenda darurat untuk pengungsi, tetapi titiknya terbatas. Kami tidak bisa menjangkau beberapa tempat karena peralatan kami terbatas," katanya.

Selain itu katanya, pihaknya sudah melakukan penyaluran bantuan logistik kepada korban yang terdampak banjir. Terutama yang ada di tenda pengungsian seperti makanan dan pakaian seadanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement