Ahad 09 Jun 2019 20:15 WIB

Jalur Gentong Lebih Padat Saat Arus Balik

Pemudik jalur selatan merasakan kepadatan saat sampai di Kabupaten Ciamis.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kondisi lalu lintas di Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, dari timur ke arah barat (Bandung-Jakarta), Sabtu (8/6). Terjadi antrean kendaraan mulai awal tanjakan Gentong.
Foto: Bayu Adji P.
Kondisi lalu lintas di Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, dari timur ke arah barat (Bandung-Jakarta), Sabtu (8/6). Terjadi antrean kendaraan mulai awal tanjakan Gentong.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kepadatan kendaraan di Lingkar Gentong, yang merupakan jalur utama lintas selatan Jawa, tak juga terurai hingga Ahad (9/6) petang. Laju kendaraan roda empat banyak terhenti ketika mulai memasuki tanjakan Gentong. Bau kopling panas yang keluar dari kendaraan yang berjalan tersendat seolah sudah menjadi isapan wajar di jalur itu sejak H+1 Lebaran atau Kamis (6/6).

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurnawan Ma'ruf mengakui, arus balik yang melewati Jalur Gentong memang lebih padat dibandingkan arus mudik Lebaran. Menurut dia, pada saat arus mudik dari arah barat ke timur kendaraan yang melintas tak terlalu padat lantaran Lebaran kali ini banyak jalan tol yang tersedia dan menjadi pilihan pemudik.

Selain itu, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan di dalam tol dan jalur utara relatif berhasil. "Jadi kendaraan yang mengarah ke sini tak terlalu padat," kata dia, Ahad (9/6).

Sementara, pada arus balik dari wilayah Tasikmalaya menuju Garut, pemudik mesti melalui tanjakan yang cukup terjal. Di beberapa titik bahkan terjadi penyempitan jalan.

Ia menambahkan, kendaraan yang berasal dari Garut menuju Bandung juga telah mengalami kepadatan. Akibatnya, dampak dari kepadatan di Garut membuat kendaraan dari arah Tasikmalaya ikut tersenda, bahkan hingga wilayah Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.

Menurut dia, hal itu sudah diantisipasi sebelumnya. Karena itu, pada arus balik Lebaran kali ini kepadatan kendaraan diklaim tak seperti tahun sebelumnya, yang bisa sampai mengekor ke Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Salah satu antisipasi yang dilakukan, kata dia, berkoordinasi dengan Polres Ciamis untuk megalihkan kendaraan menuju jalur alternatif. "Dari Ciamis dialihkan ke Panumpangan, Cikijing, keluar di tol Cipali. Kedua, dari Ciamis dialihkan Kawali, Cikijing arah Majalengka, berlanjut juga di Tol Cipali. Alternatif terakhir melalui Singaparna yang tembus melalui Garut Kota," kata dia.

Selain itu, Febry menambahkan, polisi juga melakukan pengurasan di beberapa rongga jalan dan memberlakukan rekayasa satu arah (one way). Menurut dia, upaya itu bisa memperlancar arus kendaraan dari Tasikmalaya menuju Garut. Bahkan, dibandingkan tahun sebelumnya arus balik yang melewati Jalur Gentong dinilai lebih lancar.

"Kita perkirakan hari ini terakhir (puncak arus balik). Pengamanan tetap akan kita lakukan. Kalau situasi masih padat, kita sesuaikan atau perpanjang bisa sampai 12 Juni," kata dia.

Namun, tak semua pengendara merasa kondisi arus balik lebih lancar dibandingkan arus mudik. Adit (35 tahun) menilai, arus balik melalui jalur selatan Jawa sama padatnya dengan arus mudik. "Lebih parah sekarang. Perkiraan Jakarta-Tasik 8 jam, kemarin saya sampai Tasik 21 jam," kata dia.

Ia mengatakan, saat arus mudik melalui jalur selatan kepadatan mulai terjadi saat berada menuju pintu keluar Tol Cileunyi. Ia bahkan memerlukan waktu 4 jam untuk keluar dari Tol Cileunyi.

Setelah keluar tol, Adit bahkan harus kembali dihadang kemacetan hingga memasuki wilayah Malangbong, Kabupaten Garut. Padahal, dalam waktu normal hanya diperlukan waktu satu jam untuk mencapai wilayah Garut dari Cileunyi. "Baru setelah dari Malangbong kondisinya ramai lancar," kata lelaki yang mudik bersama keluarganya ke Kabupaten Ciamis itu.

Sementara pada arus balik, untuk mencapai Lingkar Gentong ia harus menghabisi waktu sekitar tiga jam. Padahal, dalam kondisi normal hanya diperlukan waktu tak sampai dua jam.

Sementara itu, salah satu pemudik yang menggunakan sepeda motor, Ari Wibowo (25) menilai, tak terlalu ada perbedaan signifikan antara arus balik Lebaran kali ini dengan tahun sebelumnya. Ari yang memacu motornya dari Jogjakarta sejak pukul 06.00 WIB, baru sampai Lingkar Gentong pada pukul 18.00 WIB. Padahal, ketika mudik ke kampung halamannya itu tak terjadi kepadatan yang terlalu berarti melalui jalur pantura.

"Saya memang mudiknya lewat pantura, baliknya lewat sini," kata dia.

Ia menjelaskan, kepadatan saat balik melalui jalur selatan Jawa baru terasa ketika sampai di Kabupaten Ciamis. Antrean kendaraan menuju Tasikmalaya bahkan mencapai 2 kilometer. Setelah memasuki Tasikmalaya, kepadatan mulai terjadi lagi saat berada di Jalur Gentong.

Menurut dia, kepadatan di jalur selatan Jawa memang sudah menjadi "tradisi" saat arus balik. Namun, ia memang sengaja memilih jalur yang berbeda untuk kembali ke Jakarta.

"Soalnya lewat sini jalannya lebih enak. Kalau dari kelayakan jalan, memang mending sini. Tapi kalau soal macet, mending lewat pantura agak lengang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement