REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Akses jalan Samarinda-Bontang dan ke arah Bandara APT Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur, yang sejak Ahad (9/6) subuh lumpuh akibat banjir, sekarang sudah normal kembali. Genangan air di ruas jalan Samarinda-Bontang terus surut.
"Hujan mulai turun dini hari tadi sekitar pukul 03.00 hingga pagi. Kondisi inilah yang membuat beberapa kawasan di Samarinda banjir," ujarAchmad Karni, warga Jl DI Panjaitan, Gg Bugis, Samarinda, ditemui saat membantu pengguna jalan yang terjebak banjir di Jl DI Panjaitan, Ahad (9/6).
Hingga tengah hari kondisi Samarinda masih gerimis, namun genangan air atau banjir ini tidak merata, sebagian kawasan yang pagi tadi sempat banjir, kini mulai surut, sementara di daerah pemukiman yang lebih rendah, justru siang ini makin naik, antara lain di Bengkuring dan bagian dalam Perumahan Bumi Sempaja.
Naiknya genangan air di kawasan yang lebih rendah terjadi karena beberapa hal antara lain limpasan air dari kawasan yang lebih tinggi yang sebelumnya sempat tergenang, kini sudah surut guna mencari kawasan yang lebih rendah karena sifat air memang demikian.
Menurut Birawan Arif, warga Perumahan Bumi Sempaja Samarinda, pagi tadi hanya di halaman rumah yang terendam banjir, namun siangnya justru genangan airnya naik dan masuk ke ruang tamu.
Biasanya, ujar Arif yang rumahnya dekat dengan bantaran Sungai Karang Mumus ini, kalau banjir hanya sampai di jalanannya, namun ia heran karena hari ini airnya sudah masuk ke ruang tamunya.
"Tadi pagi banjir di depan rumah saya masih di bawah lutut, tapi airnya terus naik dan sekarang hamper sepinggang saya," ucap Arif.
Sejumlah lokasi di Samarinda yang terendam banjir pada Minggu (9/6) antara lain Jl Gerilya, DI Panjaitan dan sekitarnya, beberapa lokasi di Keluarahan Lempake, Gunung Lingai, Bengkuring, Jl Wahid Hasyim, Abdul Wahab Syaranie, P Suryanata, Jl Juanda, dan Kelurahan Mugirejo.
Banjir di Samarinda mengalami perluasan ketimbang beberapa hari sebelumnya karena selain akibat hujan yang mengguyur di langit Kota Samarinda, juga karena adanya luapan air dari hulu sungai, termasuk hulu Sungai Karang Mumus, bahkan Bendung Benanga juga mengalami peningkatan volume dan pintu ukur air bendungan sudah di garis kuning yang menandakan status waspada.