Jumat 07 Jun 2019 16:16 WIB

Pencarian 17 ABK KM Lintas Timur Digencarkan

Tim pencari ABK KM Lintas Timur terdiri atas gabungan personil

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hasanul Rizqa
Ilustrasi Kapal Tenggelam
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kapal Tenggelam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim SAR terus melakukan pencarian terhadap 17 ABK KM Lintas Timur yang diketahui tenggelam di perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah, pada Selasa (4/6).

Menurut Kepala Kantor Basarnas Makassar, Mustari pagi ini, Jumat (7/6) diterjunkan Heli Super Puma H 3213 untuk membantu pencarian 17 ABK yang hingga saat ini masih hilang tersebut. 

Baca Juga

Berangkat dari Lanud Hasanuddin Makassar dengan rute menuju Bandara Mutiara Palu, di lanjutkan menuju ke Luwuk Banggai dan melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian selama satu jam 15 menit. Perjalanan menuju ke Lokasi ditempuh kurang lebih sekitar enam jam dengan dua kali isi ulang bahan bakar. 

"Pencarian akan dilakukan dengan luas area hingga mencapai 100 NM, kami berharap dapat menemukan setidaknya petunjuk keberadaan ABK yang hilang ini," ujar Mustari, dalam keterangan yang diterima Republika, Jumat. 

Tim pencari melalui udara ini merupakan tim gabungan. Rinciannya adalah sejumlah tujug orang personil TNI AU, tiga orang crew Paskhas 466 dan dua orang anggota Basarnas.

"Saat ini KN Sar Bhisma dari Basarnas Palu juga sementara melakukan pencarian melalui pantauan laut, tentunya kami akan berupaya maksimal melakukan pencarian," kata Mustari menjelaskan.

Sebelumnya, KM Lintas Timur mengalami kecelakaan laut dan dinyatakan tenggelam setelah salah seorang kru kapal atas nama Yacob ditemukan di Perairan Taliabu, Luwuk. Dari keterangan korban yang selamat setelah empat hari bertahan di laut, menyatakan kapal tersebut mengalami kecelakaan sejak Sabtu (1/6/2019)

Kapal berlayar dari Pelabuhan Bitung Manado menuju ke Morowali ini mengangkut semen. Sebelumnya mesin kapal sempat diperbaiki dan kembali melanjutkan perjalanan. Nahas, mesin yang bermasalah dan cuaca yang memburuk membuat kapal terombang-ambing dan akhirnya kapal tenggelam hingga kapten kapal mengarahkan ABK (anak buah kapal) untuk meninggalkan kapal.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement