REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berziarah ke makam almarhumah Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono pada Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriyah, Rabu (5/6). SBY berziarah didampingi keluarga, sahabat, dan ajudannya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta.
Sembari menuju pusara, sesekali SBY menyapa dan bersalaman dengan masyarakat yang hadir. Sesampainya pusara sang istri di Blok M 129, dia mengucapkan selamat hari raya kepada masyarakat dan wartawan yang telah dulu hadir di sana.
“Teman–teman wartawan Minal Aidzin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin,” ujarnya dengan raut wajah yang masih terlihat sedih.
Dipimpin oleh tokoh agama, SBY beserta kedua putranya yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono serta para menantu khusyuk berdoa dan berzidkir untuk orang mereka cintai. Setelah kurang lebih 30 menit mendoakan Ani, SBY menceritakan kisah di balik baju batik hitam yang ia dan keluarga kenakan.
Ia menceritakan baju batik yang dikenakannya dan keluarga saat berziarah ini merupakan pilihan dari Ani sebelum ia dilarikan ke rumah sakit National University Hospital Singapura. Namun tidak seperti biasanya, busana yang dipilih mendiang Ani berwarna hitam dan bermotif burung terbang ke taman surga.
Menurut SBY, Biasanya batik yang dipilih berwarna terang. Tetapi ia juga tidak mengerti dan tidak kuasa menangkap isyarat yang ada di balik pilihan batik yang digunakan sekarang ini.
"Bu ani memilih batik berwarna hitam sawunggaling. Konon dari pengertian itu mengibaratkan sebuah burung yang terbang ke surga. Saya baru tahu memahami apa makna dari pilihan ini,” ujarnya.
SBY mengatakan istrinya ingin mengenakan baju batik tersebut nanti ketika Lebaran di rumah sakit. Mereka bahkan berdiskusi dengan anak–anak mengenai tempat di rumah sakit yang bisa digunakan untuk berfoto bersama.
“Ternyata subhanallah, kami tidak cukup cerdas dan tidak cukup sensitif memahami apa yang disampaikan Ibu Ani,” ujarnya.
Setelah beberapa waktu, baju seragam SBY dan anak–anak sudah jadi. Namun ada satu kain yang masih belum dijahit. Ketika Ani meninggal 1 Juni lalu, kain tersebut yang dijadikan penutup jenazah Ani. Pada akhirnya keinginan Ani untuk memakai baju tersebut tercapai meskipun dengan kondisi dirinya telah tiada.
SBY menyakini istri yang telah mendampinginya selama lebih dari 40 tahun terakhir telah damai dan bahagia di alamnya saat ini. Selanjutnya SBY dan keluarga mengahiri ziarah dengan menabur bunga.
“We love you so much, Memo, rest in peace. Kami akan melanjutkan cita–cita baik Memo ke depan untuk kebaikan kami semua. Bahkan kebaikan saudara saudara Memo rakyat Indonesia,” kata SBY.