REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta aparat kepolisian mengusut tuntas peristiwa teror bom bunuh diri yang terjadi di Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin (5/6) malam. Ia juga mengingatkan kepolisian agar benar-benar menangani kasus ini dengan objektif.
Terhadap kasus itu, Haedar meminta kepolisian betul-betul mengedepankan penyelesaian berdasarkan hukum yang adil. "Kedepankan penyelesaian dan tindakan hukum yang betul-betul tegak di atas keadilan," kata Haedar saat ditemui seusai melepas belasan kontingen Gema Takbir Jogja 2019 di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Selasa (4/6) malam.
Ia berharap ruang bagi munculnya kasus teror bom harus bisa terus menerus dipersempit. Dengan demikian, masyarakat memiliki kemampuan untuk antikekerasan serta terhindar dari berbagai macam bentuk teror.
"Segala bentuk kekerasan itu menjadi problem buat bangsa ini karena itu tentu buat masyarakat Indonesia peristiwa bom seperti ini harus semakin dipersempit ruangnya," kata dia.
Sebelumnya terjadi peristiwa bom bunuh diri di Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin 3 Juni 2019 sekitar pukul 22.45 WIB. Awalnya ada seorang tak dikenal menggunakan kaos berwarna hitam, celana jeans serta memakai headset berjalan menuju Pos Pantau Tugu Kartasura. Orang tersebut duduk di trotoar di depan pos.
Berselang sepuluh menit, terjadi ledakan di depan pos yang mengakibatkan orang tersebut luka-luka. Terduga pelaku diidentifikasi sebagai seorang pria berinisial RA, pemuda berusia 22 tahun dengan pekerjaan swasta, belum menikah, pendidikan terakhir SMA dan beralamat di Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.